Bisnis.com, JAKARTA – Kenaikan suku bunga AS, bisa membawa angin segar bagi para investor yang memiliki dolar AS dalam portofolionya.
Federal Reserve AS telah memutuskan menaikkan suku bunga acuan 50 basis poin, pada Rabu (4/5/2022), yang juga sesuai dengan ekspektasi pelaku pasar.
Mengutip data Bloomberg, Minggu (8/5/2022), indeks dolar AS pada perdagangan terakhir ditutup turun 0,09 persen namun masih dalam posisi tinggi di 103,65 setelah sempat menyentuh 104,06. Posisi indeks dolar AS saat ini merupakan level tertinggi selama 20 tahun.
Sementara indeks dolar AS dalam posisi tertingginya, sejumlah pasang mata uang di Asia juga mengalami pelemahan.
Beberapa di antaranya seperti yen Jepang (USDJPY) melemah 0,28 persen, dolar Singapura (USDSGD) melemah tipis 0,04 persen, won Korea Selatan (USDKRW) melemah 1,27 persen, hingga rupiah (USDIDR) melemah 0,45 persen.
Tim Riset ICDX menyebutkan, saat ini ekspektasi pasar mengenai kenaikan tingkat suku bunga oleh The Fed sebesar 50 basis poin pada pertemuan 3 – 4 Mei memicu penguatan pada Dolar Amerika Serikat (AS).
Baca Juga
“Indeks dolar AS menguat sepanjang bulan April didorong oleh ekspektasi bank sentral AS akan lebih hawkish. Selain itu faktor yield surat utang pemerintah AS yang naik, memberikan tekanan pada produk aset safe haven lain seperti emas,” ungkapnya dalam riset, dikutip Minggu (8/5/2022).
Sementara itu, kilau investasi emas meredup karena emas adalah aset yang dihargakan dengan dolar AS sehingga saat dolar AS mengalami penguatan harga emas terasa lebih mahal terutama bagi investor non-dolar karena itu produk emas menjadi kurang menarik.