Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Netflix hingga Amazon Lengser Menjelang Pengumuman The Fed

Saham Netflix dan Amazon terkoreksi dalam pada awal Rabu (4/5/2022), menjelang pengumuman The Fed. Investor diprediksi mulai bergeser ke sektor lebih defensif di tengah ketidakpastian.
Netflix. Bloomberg
Netflix. Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Menjelang pengumuman kebijakan suku bunga Bank Sentral AS alias Federal Reserve (The Fed) Kamis (5/5/2022) dini hari waktu Indonesia, saham-saham teknologi di AS bergerak melemah.

Data Bloomberg mencaatat bahwa hingga Rabu (4/5) pukul 22.25 WIB atau 11.25 waktu AS, saham Netflix melemah 3,78 persen ke level US$192,24 per saham dari posisi pembukaan.

Sementara induk Facebook Meta dan induk Google Alphabet masing-masing lengser 2,14 persen dan 1,61 persen.

Amazon.com Inc., tidak mau ketinggalan. Harga saham perusahaan milik Jeff Bezos ini bergerak di kisaran US$2.404,10 per saham atau runtuh 3,26 persen dari posisi pembukaan.

Menurut rekapitulasi Bloomberg, pelemahan terjadi lantaran investor sedang was-was akibat dua kejadian bersamaan. Pertama adalah data perekonomian AS yang mengecewakan, dan kedua adalah rencana kenaikan suku bunga yang masih meninggalkan ketidakpastian. Ketidakpastian ini dinilai bikin investor was-was dan memilih beralih ke strategi lebih defensif.

"Ekuitas didorong lebih rendah, karena data menunjukkan pertumbuhan penyedia layanan di AS mereda pada April, sementara tekanan biaya memburuk," tulis laporan Bloomberg.

Dalam rekapitulasinya, analis Bloomberg menilai kunci untuk pasar berikutnya tergantung pada seberapa jauh komentar Gubernur The Fed Jerome Powell mengandung kejutan hawkish yang mempengaruhi perlambatan ekonomi.

"Kita akan melihat volatilitas datang dalam beberapa waktu ke depan. Seberapa jauh, akan tergantung pada pengumuman The Fed, dan mungkin tergantung pada seberapa agresif pesan The Fed untuk menstabilkan ekonomi berlanjut," imbuh Chief Investment Strategist BMO Wealt Management Yung-Yu Ma turut mengamini.

Pandangan Bloomberg dan Yung-Yu Ma turut dipertegas oleh Chief Market Strategist Miller Tabak + Co Matt Maley.

Maley melihat akan ada kemungkinan pasar modal mengalami tekanan akibat langkah The Fed sampai akhir tahun.

"Dengan pertimbangan itu, kami meyakini investor sebaiknya terus menggunakan uang mereka untuk bersikap lebih defensif."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper