Bisnis.com, JAKARTA – Emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) tercatat mengalami kinerja cukup baik didongkrak segmen distribusi dan logistik.
Analis NH Korindo Sekuritas Cindy Alicia Ramadhania menjelaskan, distribusi dan logistik turut meningkatkan kinerja KLBF pada 2021 hingga mampu membukukan penjualan Rp26,3 triliun, meningkat 13,6 persen year-on-year (yoy) dari tahun sebelumnya.
Pertumbuhan penjualan KLBF didorong oleh semua segmen, khususnya distribusi dan logistik sebesar 25,8 persen, segmen obat resep 14,7 persen, segmen produk kesehatan 7,1 persen dan segmen nutrisi 2,5 persen.
“Operating margin profit [OPM] dan net profit margin [NPM] meningkat, sedangkan gross profit margin (GPM) menurun dibandingkan tahun sebelumnya,” papar Cindy dalam risetnya, dikutip Senin (2/5/2022).
Sementara itu laba bersih KLBF pada 2021 mencapai Rp2,3 triliun atau meningkat 16,5 persen yoy.
Untuk mendukung kinerjanya, KLBF melalui PT Kalbe Genexine Biologics melakukan kerjasama penelitian dan uji klinis dengan pihak ketiga untuk produk-produk penemuan baru dengan beberapa negara antaralain Asia Tenggara, Australia, dan Timur Tengah.
Baca Juga
KLBF juga terus memperkuat platform digitalnya dengan mengembangkan EMOS dan Mostrans dari divisi distribusi dan logistik. Pengembangan platform digital ini dibidik dapat mendukung pertumbuhan kinerja perseroan tahun ini.
Lebih lanjut, KLBF juga tengah mengembangkan telemedisin melalui KlikDokter yang saat ini memiliki lebih dari 14 juta pengguna. KlikDokter ditengarai akan menjadi aplikasi superapp di bidang kesehatan.
KLBF menargetkan produk nutrisinya ke semua lapisan masyarakat, mulai dari bayi, anak-anak, dewasa, hingga lansia.
“Segmen nutrisi masih memiliki prospek yang baik didukung dengan semakin meningkatnya minat masyarakat terhadap kesehatan, dimana salah satu produk yang diminati adalah Hydro Coco,” imbuh Cindy.
Dia merekomendasikan saham KLBF overweight dengan target harga Rp1.800 per saham dan rasio price-to-earnings (P/E) 26,7 serta potensi kenaikan 12,5 persen.
Risiko dalam investasi mencakup kenaikan harga bahan baku, daya beli konsumen, dan persaingan produk. Namun, KLBF tetap berpotensi dapat meningkatkan penjualan dan laba bersih tahun ini.
“Kami memperkirakan penjualan dan laba bersih 2022 masing-masing mencapai Rp28 triliun dan Rp3,4 triliun,” tutup Cindy.