Bisnis.com, JAKARTA — PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) mampu mencetak marketing sales sebesar Rp2,5 triliun sepanjang kuartal I/2022 atau 32 persen dari target yang ditetapkan. Bagaimana siasat perseroan tahun ini?
Head of Investor Relations BSDE Christy Grasella menjelaskan, perseroan memiliki roadmap untuk 2022, salah satunya dengan mengembangkan kapasitas sebagai developer.
“BSD punya roadmap, salah satunya kami ingin menjadi lebih baik sebagai developer yang udah ada di 9 kota besar Indonesia, dan terus berkembang menjadi pemimpin pasar properti,” jelas Christy dalam acara virtual, dikutip Senin (25/4/2022).
Dia menambahkan, diversifikasi usaha juga dilakukan di berbagai segmen, seperti produk properti dengan kisaran harga sesuai target pasar dan juga upaya untuk meningkatkan recurring income.
“Kami tetap berkeyakinan land banking adalah bahan baku yang utama, kami bisa memberikan margin sangat signifikan yang menjadi profit bagi stakeholder kami,” imbuh Christy.
Sementara itu, BSDE menargetkan prapenjualan 2022 sebesar Rp7,7 triliun. Target tersebut setara pencapaian marketing sales pada 2021.
Baca Juga
Direktur BSDE Hermawan Wijaya menyatakan capaian sepanjang 3 bulan pertama 2022 mayoritas disumbang oleh kontribusi penjualan segmen residensial yang menyentuh 64 persen dari total capaian.
“Angka tersebut setara penjualan senilai Rp1,6 triliun sepanjang 3 bulan pertama 2022,” kata Hermawan dalam keterangan resmi, Senin (25/4/2022).
Selanjutnya, prapenjualan kavling komersial, strata title (apartemen) dan ruko mencapai Rp888 miliar atau 36 persen dari total prapenjualan kuartal I/2022.
Proyek BSD City yang menjadi proyek utama kelompok properti Grup Sinar Mas Land ini menjadi kontributor terbesar berdasarkan proyek. BSD City Serpong memberikan kontribusi 42 persen dan Nava Park sebesar 27 persen. Kontributor lapis kedua dihasilkan dari proyek Grand Wisata Bekasi sebesar 12 persen dan Kota Wisata Cibubur sebesar 9 persen.
Tingginya permintaan konsumen atas produk-produk yang ditawarkan BSDE, berbanding lurus dengan tren perumahan kelas menengah dan menengah atas di rentang harga antara Rp1 miliar hingga Rp5 miliar.
“Rumah ataupun apartemen dalam kisaran harga tersebut masih mendapatkan insentif dari berupa keringanan PPN DTP dari Pemerintah,” lanjutnya.