Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah fluktuasi saham ekosistem digital raksasa PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), sejumlah analis tetap rekomendasikan saham GOTO layak untuk dibeli dan dipertahankan. Hal ini mengingat prospek pertumbuhan bisnis GOTO dinilai masih sangat menjanjikan ke depannya.
Saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi di sesi I perdagangan akhir pekan ini, Jumat (22/4/2022), investor asing justru lagi-lagi mengakumulasi beli bersih (net buy) saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO).
Data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, pada sesi I, IHSG ditutup minus 0,97% di 7.205 dengan nilai transaksi saham total Rp 8,86 triliun. Di perdagangan sesi II, IHSG masih ditutup turun 0,70% di 7.225,60. Pada saat bersamaan, investor asing mencatatkan net buy asing secara total semua saham di BEI sebesar Rp 1,52 triliun.
Di tengah koreksi IHSG ini, asing juga masuk membeli saham GOTO sebesar Rp 362 miliar di semua pasar, terdiri dari pasar regular Rp 301,16 miliar dan pasar negosiasi Rp 60,52 miliar, mencerminkan fluktuasi saham GOTO dipengaruhi aksi profit taking investor lokal.
Mengacu data BEI, saham GOTO bergerak di level Rp 336-340 per saham dengan nilai transaksi saham Rp 2,04 triliun. Total akumulasi beli bersih asing di saham GOTO mencapai Rp 853,26 miliar sejak saham perusahaan ekosistem digital terbesar di Indonesia ini tercatat di papan BEI pada 11 April pekan lalu.
Aksi beli asing di sesi pertama perdagangan hari ini seolah sejalan dengan keyakinan para analis terhadap prospek jangka panjang saham GOTO.
Sejumlah analis yang merekomendasikan saham GOTO di antaranya PT Sucor Sekuritas, PT Pilarmas Investindo Sekuritas, dan PT Ciptadana Sekuritas.
Dalam risetnya, analis Sucor Sekuritas Paulus Jimmy masih merekomendasikan beli saham GOTO dengan target harga Rp436. Rekomendasi itu diberikan melihat pertumbuhan GOTO berada di atas rata-rata pertumbuhan industrinya.
“Kami yakin GOTO pantas mendapatkan valuasi premium dari industri karena merupakan ekosistem yang unik [Gojek, Tokopedia, dan GoTo Financial,” kata Jimmy, dalam riset per tanggal 11 April 2022.
Sucor Sekuritas memperkirakan bisnis GOTO akan terus bertumbuh di masing-masing lini bisnisnya hingga dapat mencetak pendapatan bersih Rp20,5 triliun pada 2024. Percepatan digitalisasi di Indonesia akan menjadi salah satu katalis bagi bisnis GOTO seiring dengan meningkatkan permintaan atas layanan digital dari populasi yang melek teknologi.
Maximilianus Nico Demus, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, juga menyebutkan rekomendasinya soal membeli saham GOTO. Ia menjelaskan bahwa fluktuasi harga saham GOTO setelah listing di BEI lebih disebabkan oleh mekanisme pasar.
“[Saham GOTO] bagus untuk buy and hold? Tentu saja. Kami melihat perusahaan ini menjanjikan dan mempunyai dampak terhadap kehidupan masyarakat,” kata Nico, Kamis (21/4/2022).
Walaupun kinerja keuangan GOTO saat ini masih mengalami kerugian, lanjut Nico, perseroan masih memiliki prospek bisnis yang cerah di masa depan. Pasalnya, gabungan Gojek, Tokopedia, dan GoTo Financial merupakan ekosistem digital terbesar di Indonesia yang dikenal dan banyak dimanfaatkan oleh masyarakat luas
Namun demikian, Nico mengingatkan bahwa pergerakan harga saham tidak melulu didasari oleh ekspektasi dan persepsi investor terhadap kinerja fundamental perusahaan. Faktor perilaku (behaviour) investor juga menjadi sentimen yang menggerakkan harga saham GOTO.
Satu lagi yang merekomendasikan beli ialah PT Ciptadana Sekuritas Asia dengan target harga Rp 500/saham. Analis Ciptadana Sekuritas Gani dan Arief Budiman dalam riset 11 April 2022 menilai prospek GOTO cukup cerah.
Sejumlah alasannya yakni, pertama, GoTo merupakan ekosistem platform digital terkemuka yang menyediakan layanan on-demand, e-commerce, dan financial technology dengan beragam produk dan layanan yang digunakan secara luas, baik oleh para mitra maupun konsumen.
"GoTo juga membanggakan karena memiliki lebih dari 2,5 juta mitra pengemudi, 12 juta pedagang, dan 100 juta member aktif bulanan (MAU) Tokopedia (MAU)," tulis riset tersebut.
Kedua, terkait dengan pandemi Covid-19 yang mengubah pola perilaku konsumen. Bahkan jika nanti Covid-19 selesai pun masyarakat yang sudah terbiasa berbelanja dan bertransaksi secara online tidak akan begitu saja meninggalkan semua kemudahan dan kenyamanannya.
Ekosistem GOTO yang besar juga memberikan berbagai pilihan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan mulai dari kebutuhan transaksi keuangan lewat GoPay, belanja kebutuhan di Tokopedia, sistem antar barang logistik dan mobilitas Gojek, hingga fasilitas kredit lewat PayLater. Ketiga, potensi pertumbuhan segmen bisnis fintech yang sangat menjanjikan.
GoTo Gojek Tokopedia resmi go public di BEI pada 11 April 2022. Perseroan melepas sebanyak 40,62 miliar saham dengan harga penawaran Rp338.
Secara total, GOTO mengantongi dana segar mencapai Rp15,8 triliun dalam aksi korporasi itu yang terdiri dari Rp13,7 triliun dari penawaran umum perdana saham (IPO) dan Rp2,1 triliun dari opsi penjatahan lebih (greenshoe).