Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Lagi-lagi Cetak Rekor, Ini yang Bikin Asing Borong Saham Perbankan

Ramainya dana asing yang masuk memburu saham-saham perbankan tidak terlepas dari apa yang dicari oleh investor yaitu potensi return terbanyak.
Karyawan mengamati pergerakan saham di galeri PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (19/11/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawan mengamati pergerakan saham di galeri PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (19/11/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Pada perdagangan hari ini, Kamis (21/4/2022), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) parkir pada level tertinggi baru yang diikuti oleh ramainya borongan asing terhadap saham-saham perbankan.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, hari ini IHSG ditutup terapresiasi 0,68 persen atau 48,83 poin dan menyentuh level penutupan tertinggi yaitu 7.276,19. Sepanjang hari indeks bergerak di zona hijau dalam rentang 7.245,73 - 7.294,67.

Beriringan dengan menguatnya indeks pada hari ini, investor asing juga tercatat aktif melakukan aksi beli bersih atau net buy sebesar Rp1,19 triliun dengan sasaran terbanyak pada saham perbankan.

Adapun saham BBCA menjadi yang terbanyak diborong asing yaitu sebanyak Rp439,7 miliar, BMRI dengan net buy asing sebanyak Rp332,6 miliar, dan BBNI sebanyak Rp266,8 miliar.

Head of Research Mirae Asset Sekuritas Indonesia Hariyanto Wijaya mengungkapkan, ramainya dana asing yang masuk memburu saham-saham perbankan ini tidak terlepas dari apa yang dicari oleh investor yaitu potensi return terbanyak.

Hal tersebut ungkapnya bisa dicari melalui saham-saham berkapitalisasi pasar terbesar dan saham perbankan menjadi pun menjadi pilihannya.

“Jadi karena big caps dan pertumbuhan laba bersih yang signifikan foreign masuk ke saham perbankan,” ujar Hariyanto dalam acara Mirae Day, Kamis (21/4/2022).

Terkait dengan ramainya dana asing yang masuk ke pasar modal Indonesia, Hariyanto menilai sejak akhir 2021 sudah ada ekspektasi dana asing akan masuk secara signifikan.

Hariyanto mengungkapkan, Indonesia saat ini adalah satu dari dua negara yang memiliki net exposure positif terhadap GDP karena harga-harga komoditas yang tinggi yang kemudian berdampak positif bagi pasar modal domestik.

Investor, termasuk itu asing menurut Hariyanto selalu mencari return yang tinggi yang terlihat dari pertumbuhan laba bersih yang terpampang pada bagi sebagian besar emiten di Tanah Air.

Dua negara di Asia yang mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga komoditas ungkap Hariyanto adalah Indonesia dan Malaysia, dan oleh sebab itu dana asing masuk ke Tanah Air.

“Makanya dari akhir tahun kemarin foreign flow ke Indonesia akan signifikan. Dan itu terbukti,” katannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper