Bisnis.com, JAKARTA – Emiten kontraktor tambang PT Petrosea Tbk. (PTRO) mencatatkan penurunan kinerja pada kuartal I/2022 dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.
Meski demikian, manajemen optimistis masih bisa mencetak kinerja positif sepanjang tahun. Direktur Petrosea Romi Novan Indrawan menyebutkan, kinerja PTRO untuk kuartal I/2022 sedikit mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun lalu.
“Jadi penyebab yang paling besar karena kita sedang dalam persiapan proyek baru, tahun ini ada beberapa yang sedang dalam proses persiapan. Di situ ada mobilisasi dan demobilisasi peralatan kita di site baru,” ujarnya pada konferensi pers, Kamis (21/4/2022).
Baca Juga
Romi menyebutkan laba kotor tahun lalu pada kuartal I/2021 sudah mencapai US$13 juta, sedangkan tahun ini baru US$12 juta. Hal ini juga operating profit sedikit terkoreksi dari US$5,6 juta menjadi US$4,4 juta.
Namun di sisi lain secara interest expense, PTRO mengalami perbaikan dari tahun lalu US$1,4 juta, tahun ini turun menjadi US$1,2 juta.
Sepanjang 2021 sendiri, PTRO mencatatkan total pendapatan sebesar US$415,7 juta. Pendapatan ini meningkat 22,03 persen dibandingkan tahun lalu sebesar US$342,69 juta.
Pendapatan Petrosea tercatat ditopang oleh pendapatan penambangan yang meningkat 42,40 persen menjadi US$298,29 juta di akhir 2021, dari US$209,92 juta secara tahunan atau year on year (yoy).
Sementara itu, pos pendapatan lain seperti pendapatan konstruksi dan rekayasa serta jasa perseroan mengalami penurunan. Pendapatan konstruksi dan rekayasa perseroan turun 2,52 persen menjadi US$64,15 juta, dan pendapatan jasa turun 16,18 persen menjadi US$50,2 juta hingga akhir 2021.
Perseroan hingga akhir 2021 juga mencatatkan peningkatan laba yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar US$33,71 juta atau Rp484,2 miliar sepanjang 2021. Laba bersih perseroan meningkat 4,43 persen dari US$32,28 juta dibandingkan tahun 2020.