Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kuartal II/2022, Obligasi Korporasi Hadapi Risiko

Sejumlah sentimen membayangi risiko penerbitan obligasi korporasi pada kuartal II/2022.
Tengara BSD City di kawasan Bumi Serpong Damai. BSD City merupakan salah satu proyek yang digarap oleh PT Bumi Serpong Damai Tbk./bsdcity.com
Tengara BSD City di kawasan Bumi Serpong Damai. BSD City merupakan salah satu proyek yang digarap oleh PT Bumi Serpong Damai Tbk./bsdcity.com

Bisnis.com, JAKARTA – Memasuki kuartal II/2022, beberapa perusahaan tengah bersiap menerbitkan obligasi maupun sukuk untuk menggalang dana korporasi. Namun analis menilai periode ini perusahaan akan menghadapi risiko pasar yang terlihat dari beberapa sentimen yang ada.

Chief Economist Bank Permata Josua Pardede bahkan berpendapat bahwa perusahaan pada kuartal ini untuk lebih mengoptimalkan pendanaan melalui perbankan sebagai bagian dari diversifikasi.

“Bagi perusahaan atau emiten yang menerbitkan obligasi korporasi dalam rangka ekspansi usaha, diperkirakan akan menghadapi risiko pasar,” ungkap Josua kepada Bisnis, Selasa (5/4/2022).

Hal tersebut menurutnya sejalan dengan kenaikan imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder yang selanjutnya juga mendorong kenaikan yield obligasi korporasi secara umum.

Lebih lanjut, Josua juga melihat terdapat tren penurunan permintaan terhadap obligasi secara keseluruhan di pasar keuangan. Di mana permintaan pada lelang Surat Utang Negara (SUN) dalam 3 - 4 minggu terakhir berlanjut mengalami penurunan.

Penurunan permintaan pun menurutnya beriringan dengan sentimen risk-off yang masih tinggi akibat sentimen The Fed dan juga dari sentimen geopolitik Rusia-Ukraina.

“Dari kondisi sentimen risk-off yang masih relatif tinggi, risiko penurunan harga obligasi korporasi relatif tinggi, sehingga menimbulkan persepsi negatif dari para investor,” ungkap Josua.

Oleh sebab itu, Josua menyampaikan bahwa kondisi tersebut merupakan risiko dari korporasi yang berniat untuk melakukan penerbitan obligasi untuk ekspansi.

Karena keadaan pasar obligasi yang cenderung volatile saat ini, Josua pun menyarankan perusahaan yang berniat mengumpulkan dana dalam rangka ekspansi untuk dapat lebih mengoptimalkan pendanaan melalui perbankan, sebagai bagian dari diversifikasi pendanaan keuangan perusahaan.

Di sisi lain, Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto justru berpendapat kuartal II/2022 masih menarik bagi pasar obligasi korporasi. Dia pun memproyeksikan bahwa penerbitan obligasi korporasi akan lebih banyak jika dibandingkan dalam waktu dua tahun terakhir.

Apalagi di kuartal kedua ini ungkapnya obligasi korporasi yang akan jatuh tempo cukup besar dan biasanya perusahaan akan melakukan refinancing atau pendanaan kembali melalui penerbitan surat utang.

Ditambah lagi, menurut Ramdhan sekarang secara industri ekonomi di Tanah Air mulai tumbuh, jika saat pandemi Covid-19 perusahaan menahan ekspansinya, saat ini perusahaan maupun emiten sudah mulai melakukan ekspansi.

“Kita bisa lihat emiten yang beberapa tahun ini tidak mengeluarkan obligasi atau menahan menerbitkan, tahun ini mulai menerbitkan kembali,” ungkap Ramdhan saat dihubungi Bisnis, Selasa (5/4/2022).

Meski memang menghadapi sentimen negatif dari kenaikan suku bunga global maupun adanya potensi inflasi di kuartal ini, tetapi Ramdhan menilai dampaknya terhadap yield di pasar obligasi Indonesia saat ini relatif rendah.

“Cuma secara yield suku bunga yang ada di pasar untuk obligasi terutama masih relatif rendah sebetulnya. Dari situ lah untuk korporasi sebetulnya bisa memanfaatkan momentum ini untuk mendapatkan dana di pasar keuangan untuk keperluan korporasi mereka,” papar Ramdhan.

Ramdhan berpendapat, perubahan kenaikan suku bunga pada saat ini pun masih dalam standarnya sehingga pasar di dalam negeri pun tidak bergejolak. Dia pun menilai suku bunga saat ini masih rendah dan hal tersebut menjadi menarik bagi pasar obligasi korporasi.

Rencana ekspansi perusahaan setelah lepas dari situasi pandemi Covid-19 yang disebutnya sebagai resesi dengan jalan menerbitkan surat utang akan membuat pasar obligasi korporasi tumbuh jika dibandingkan dengan dua tahun terakhir.

Seperti diketahui, di awal kuartal II/2022, terdapat tiga tiga perusahaan yang siap menawarkan obligasi dan sukuk.

Pada pekan pertama, emiten pengembang properti, PT Bumi Serpong Tbk. (BSDE) diketahui akan menerbitkan surat utang berupa obligasi dan sukuk dengan total nilai sebanyak-banyaknya Rp1 triliun.

Kemudian PT Permodalan Nasional Madani (PNM) akan menerbitkan Obligasi Berkelanjutan IV PNM Tahap II Tahun 2022 dengan jumlah pokok sebesar Rp3 triliun pada pekan kedua. PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) yang juga kembali menerbitkan obligasi dan sukuk dengan total dana Rp909,5 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper