Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia optimistis calon emiten yang akan melakukan IPO pada 2022 semakin ramai seiring pertumbuhan jumlah investor.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan optimistis kika penggalangan dana di pasar modal Indonesia masih bertumbuh dengan baik. Hal itu ditunjang oleh keberlangsungan pemulihan ekonomi pada 2022.
“Berdasarkan data kami, beberapa indikator pasar modal seperti minat perusahaan yang akan melakukan penggalangan dana dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan pertumbuhan positif. Jumlah investor di pasar modal Indonesia juga mengalami tren yang meningkat,” katanya Selasa (29/3/2022).
Berdasarkan data KSEI, jumlah investor pasar modal per Februari 2022 telah mencapai 8,1 juta investor atau naik 8,2 persen dibandingkan Desember 2021.
Nyoman menambahkan minat perusahaan yang akan melakukan penggalangan dana di pasar modal masih relatif baik. Hal ini terlihat dari antrian perusahaan yang ada di pipeline saham yang mencapai 32 perusahaan. Dia berharap ke depannya dapat menambah jumlah perusahaan tercatat saham.
Sebagai informasi, salah satu unicorn terbesar di Indonesia yaitu PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) telah masuk pasar modal Indonesia. GOTO bersama dengan 5 perusahaan lainnya yaitu PT WIR ASIA Tbk (WIRG), PT Sigma Energy Compressindo Tbk (SICO), PT Teladan Prima Agro Tbk (TLDN), PT Murni Sadar Tbk (MTMH) dan PT Winner Nusantara Jaya Tbk (WINR) sedang dalam proses IPO saham melalui sistem e-IPO.
Baca Juga
Selain itu, kondisi pasar modal yang kondusif tidak terlepas dari dukungan otoritas pasar modal dan stakeholders yang ada di pasar modal. Beberapa kemudahan pun telah diberikan bagi semua tingkatan perusahaan yang diwujudkan dengan berbagai penyesuaian peraturan dan penyusunan kajian terkait mekanisme pencatatan saham.
“Dalam upaya meningkatkan literasi mengenai pasar modal, Bursa Efek Indonesia secara berkesinambungan juga melakukan sosialisasi kepada perusahaan-perusahaan agar ke depannya dapat melakukan penggalangan dana di pasar modal Indonesia,” katanya.
Di sisi lain, stabilitas ekonomi juga turut mendukung pemulihan ekonomi nasional. BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) pada 17 Maret 2022 menunjukan angka 3,5% dan merupakan level terendah dalam lima tahun terakhir. Hal ini tentunya turut memperkuat pemulihan ekonomi nasional dan berdampak positif bagi pasar modal.
“Kami yakin bahwa semua hal positif di atas turut memberikan optimisme tahun ini akan lebih baik dari tahun sebelumnya,” pungkasnya.