Bisnis.com, JAKARTA – PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) akan membuka lock up saham para pemegang saham strategis mulai hari ini, 28 Maret 2022.
Sebelumnya, Fairuza Ahmad Iqbal, Head of Media & Communications Bukalapak, mengatakan pembukaan gembok atau lock up para pemegang saham strategis berlangsung mulai minggu depan.
“Kalau secara resmi mengikuti tanggal efektif akan dibuka pada 26 Maret, tapi karena itu hari Sabtu jadi perdagangan pertama [pembukaan lock up] akan dimulai pada hari Senin 28 Maret,” katanya kepada Bisnis Kamis (24/3/2022).
Sebagai informasi, saham bukalapak mulai menanjak menjelang pembukaan lock up saham para investor strategis dengan total 54 pihak.
Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy menjelaskan, ada kemungkinan terjadinya tekanan harga pasar setelah masa holding berakhir.
“Jika para pemegang saham lama (BUKA) melepas, akan ada offer dalam jumlah besar sehingga akan ada tekanan harga di pasar,” papar Budi kepada Bisnis, dikutip Senin (28/3/2022).
Baca Juga
Lebih lanjut Budi memperkirakan, harga saham unicorn tersebut masih berada di kisaran Rp300 atau di bawahnya pasca berakhirnya masa holding.
“Target perkiraan harga dalam jangka pendek, saya pikir, akan masih di sekitar 300 atau lebih rendah jika investor lama berusaha keluar pada saat bersamaan,” imbuh guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UI tersebut.
Di sisi lain, Analis Kanaka Hita Solvera Andhika Cipta mengatakan besar kemungkinan saham BUKA akan mengalami rebound karena telah jauh dari harga IPO. Selain itu, IPO GoTo akan menjadi sentimen positif untuk saham perseroan.
“Pergerakan BUKA saat ini sudah mencerminkan fundamentalnya, dimana memang ketika BUKA IPO dulu, harganya cukup premium dengan keadaan kinerja laporan keuangan yang sedang negatif. Saat ini market sudah mulai merespons kinerja tersebut dan berbagai sentimen lainnya yang membayangi sektor teknologi,” pungkasnya.
Sebanyak 32 pihak merupakan para Pemegang Saham Wajib Lock-Up. Mereka adalah (i) Achmad Zaky Syaifudin, (ii) PT Kreatif Media Karya, (iii) Archipelago Investment Pte. Ltd., (iv) Microsoft Corporation, (v) Standard Chartered UK Holdings Limited, (vi) Naver Corporation, (vii) Mirae Asset–Naver Asia Growth Investment Pte. Ltd., (viii) Star AA Ventures Limited, (ix) Peter Teng He Xu, (x) UBS AG, London Branch.
Selanjutnya, (xi) PT BRI Ventura Investama, (xii) PT Mandiri Capital Indonesia, (xiii) Genting Ventures VCC (bertindak untuk kepentingan Genting VCC Fund I) xiv) Sung Jin Kim (Kim Sung Jin), (xv) Jaeyoun Doh (Doh Jaeyoun), (xvi) Seungkook Lee (Lee Seungkook), (xvii) BonAngels Pacemaker Fund, (xviii) 500 Durians, L.P., (xix) 500 Kimchi, L.P., (xx) K-Run No. 1 Start-Up Investment Fund.
Berikutnya, (xxi) DKI Growing Star Fund II, (xxii) 500 Startups IV, L.P., (xxiii) Virdienash Haqmal, (xxiv) Clara Natalie, (xxv) Nandhika Wandhawa Putra Harahap, (xxvi) Rionardo, (xxvii) Phiong Tadhan Immanuel Yapi, (xxviii) Muhammad Rachmat Kaimuddin, (xxix) Teddy Nuryanto Oetomo, (xxx) Willix Halim, (xxxi) Natalia Firmansyah, dan (xxxii) pemegang saham lainnya yang terdiri dari 204 pemegang saham perorangan yang merupakan karyawan atau ex-karyawan.
Sementara itu, para pemegang saham BUKA selain dari Para Pemegang Saham Wajib Lock-Up dan RDPT Batavia Prospektif Sektoral 1 (Para Pemegang Saham Lock-Up Sukarela) telah sepakat untuk tidak menjual atau mengalihkan 90 persen sahamnya dalam BUKA sampai dengan 8 bulan setelah listing.
Sementara itu, sisa 22 pihak merupakan pihak yang secara sukarela melakukan lock up saham. Berikut ini rincian daftarnya:
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.