Bisnis.com, JAKARTA - Saham PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) terpantau menguat pada penutupan perdagangan Senin (28/3/2022). Penguatan saham BUKA ini seiring dengan berakhirnya hold period atau lock up saham pengendali.
Head of Market Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, naiknya saham BUKA ketika periode lock up berakhir akibat investor melihat prospek BUKA yang dapat berkembang ke depan.
"Menurut saya BUKA lebih mirip perusahaan investasi sekarang. Jadi sepanjang investor yang melihat ada prospek buka berkembang ke depan, wajar ada yang melepas dan membeli ketika periode lock up dibuka," ucap Wawan, dihubungi, Senin (28/3/2022).
Dia melanjutkan, dengan akuisisi dan investasi yang gencar dilakukan, BUKA menunjukkan bisa mendapatkan cashflow. Hal ini menurut Wawan menunjukkan aset BUKA bisa bertumbuh, akan ada pendapatan yang meningkat, dan hal ini akan menjadi katalis positif ke saham BUKA.
“Investor yang tertarik masuk ke saham BUKA, harus memahami tiga hal. Satu adalah fundamentalnya BUKA, kedua prospek bisnisnya, dan ketiga likuiditas,” tuturnya.
Sementara itu, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, kenaikan harga saham Bukalapak usai periode lock up akibat beberapa sentimen positif seperti masuknya BUKA ke bank digital Allo Bank dan proyeksi perseroan yang akan membukukan laba pada 2023, lebih cepat dari kompetitornya.
Baca Juga
“Hal ini membuat saham Bukalapak menjadi saham teknologi yang mungkin dapat meraup keuntungan,” ujarnya.
Sebagai informasi, saham BUKA tercatat ditutup menguat 8,44 persen pada hari ini, naik 26 poin ke posisi Rp334 per saham. Dalam sepekan terakhir, saham BUKA tercatat telah menguat 16,78 persen, tetapi, masih melemah 22,33 persen secara year to date (YTD).