Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mengukur Valuasi Saham Gojek Tokopedia (GOTO) Sebelum IPO

GOTO ditawarkan pada rentang P/GTV FY21F sebesar 0,86 kali–0,95 kali. GOTO sendiri telah mencetak GTV 2020 sebesar Rp330 triliun.
Paparan publik penawaran umum perdana saham atau IPO PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. pada Selasa (15/3/2022).
Paparan publik penawaran umum perdana saham atau IPO PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. pada Selasa (15/3/2022).

Bisnis.com, JAKARTA - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) ditawarkan pada rentang P/GTV FY21F sebesar 0,86 kali–0,95 kali. GOTO telah mencetak GTV 2020 sebesar Rp330 triliun.

Emiten teknologi itu akan melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) dan berpotensi mendapatkan dana segar sebanyak Rp16,4 triliun–Rp17,9 triliun.

Analis Samuel Sekuritas Muhammad Farras Farhan mengatakan, secara kinerja, GOTO mencatatkan pertumbuhan gross transaction value (GTV) yang positif. Akan tetapi, dengan take rate yang relatif lebih kecil dibandingkan Grab dan Sea Ltd. Menurutnya, hal ini membuat laju menuju profitabilitas perusahaan semakin panjang.

"Dengan penawaran harga IPO di rentang harga Rp316–Rp346, maka saham GOTO ditawarkan pada 0,7x–0,8x P/GTV full year forecast 2022," ujar Farras dalam risetnya, dikutip Rabu (23/3/2022).

Farras melihat, hingga Juli 2021, GOTO mencetak GTV sebesar Rp244 triliun atau naik 28 persen yoy dengan pendapatan kotor sebesar Rp7 triliun, merefleksikan 2,8 persen take rate.

GOTO kemudian harus mengurangi pendapatan kotor tersebut dengan beban promosi, sesuai dengan PSAK 72, yang membuat GOTO memiliki pendapatan bersih Rp2,5 triliun, setara dengan 1 persen take rate.

Menurutnya, take rate ini masih lebih kecil dibandingkan dengan Sea Ltd yang memiliki 6,9 persen take rate atau Grab Ltd sebesar 5,7 persen pada tahun 2021. Rendahnya angka take rate ini diatribusikan kepada rendahnya take rate dari segmen fintech services yang berkontribusi terhadap 37 persen dari total GTV di 2020.

"Selama 7 bulan 2021 juga GOTO masih mencatat EBITDA loss sebesar Rp8 triliun dan net loss sebesar Rp7,6 triliun, yang menandakan adanya potensi pencapaian profitabilitas yang lebih lama," ujar dia.

Dengan total saham beredar sebesar 1,2 triliun lembar, maka GOTO ditawarkan pada rentang P/GTV FY21F sebesar 0,86 kali–0,95 kali. GOTO sendiri telah mencetak GTV 2020 sebesar Rp330 triliun.

"Dengan menggunakan asumsi pertumbuhan GTV 28,7 persen, maka GOTO akan memiliki GTV sebesar Rp538 triliun di 2022, membuatnya memiliki valuasi yang relatif lebih premium dibandingkan peersnya di 0,7x–0,8x," ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper