Bisnis.com, JAKARTA – Putra kedua konglomerat TP Rachmat, Arif P. Rachmat resmi menjadi komisaris PT Surya Esa Perkasa Tbk. (ESSA). Sejumlah tugas baru pun menanti di pundaknya.
Tugas Arif P. Rachmat mengelola bisnis energi dan kimia akan menjadi tantangan baru, mengingat sebelumnya komisaris emiten industri kayu PT Dharma Satya Nusantara Tbk. (DSNG) ini menghabiskan belasan tahun bergelut di bidang perkebunan dan agribisnis di PT Triputra Agro Persada Tbk. (TAPG).
Melihat kinerja saham ESSA yang mengalami peningkatan signifikan dalam 1 bulan terakhir, emiten ini terpantau masih parkir di posisi 790 alias stagnan pada perdagangan sesi pertama hari ini, Jumat (18/3/2022).
ESSA dikenal sebagai perusahaan swasta yang mengoperasikan kilang liquefied petroleum gas (LPG) domestik terbesar di Indonesia. Bisnis utamanya adalah pemurnian dan pengolahan gas bumi untuk memproduksi LPG dan kondensat.
Hingga saat ini, ESSA masih memainkan peran aktif dalam swasembada produk yang memiliki nilai tambah gas hilir nasional.
Memperoleh penghargaan Proper Peringkat Biru dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (KLHK) pada 2020, nampaknya ESSA berpotensi untuk terus melaju di jalur ekonomi hijau.
Baca Juga
Di TAPG, Arif P. Rachmat melakukan berbagai terobosan bisnis. Antara lain good agricultural practices (GAP), penggunaan drone untuk pemetaan lahan, dan mendukung masyarakat sekitar dengan program perkebunan plasma.
Kuncinya, dalam mengelola bisnis komoditas perkebunan adalah dengan fokus pada proses dan sumber daya manusia.
“Kuncinya adalah people dan process. Punya orang tepat dan membangun sistem dan teknologi yang tepat,” papar lulusan Cornell University Amerika Serikat ini.
Ke depan, sepak terjang Arif P. Rachmat dalam membangun TAPG akan diterapkan di ESSA. Hingga tahun 2020, ESSA mencatatkan pendapatan US$175,5 juta.