Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik lesu pada sesi I perdagangan Kamis (16/3/2022) setelah dibuka menguat ke zona hijau pagi ini menembus rekor tertinggi 7.000.
Laju IHSG sebelumnya didorong oleh seiring dengan dorongan dua faktor eksternal, yakni meredanya konflik Rusia-Ukraina dan kenaikan suku bunga Federal Reserve.
IHSG melemah 0,09 persen atau 6,58 poin menjadi 6.985,81 pada akhir sesi I, setelah bergerak di rentang 6.978,64-7.032,7. Indeks sempat menyentuh level tertinggi baru 7.032,71.
Sebanyak 279 saham menguat, 222 saham melemah, dan 163 saham diperdagangkan stagnan pagi ini. Kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia tercatat Rp8.795,75 triliun dan nilai transaksi Rp8,1 triliun.
Investor asing melakukan aksi beli bersih senilai Rp467,11 miliar pada sesi I. Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) juga menjadi saham terbanyak yang dibeli asing senilai Rp206,3 miliar. Harga saham BBRI naik 0,43 persen menjadi Rp4.670.
Selanjutnya, saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) dan entitasnya, PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) menjadi saham terbesar kedua dan ketiga yang diborong asing siang ini. Net buy asing di saham EMTK senilai Rp71,3 miliar dan BUKA Rp65,5 miliar.
Baca Juga
Direktur Equator Swarna Investama Hans Kwee menyampaikan ada dua faktor utama yang mendorong penguatan IHSG menembus level 7.000 pagi ini, yakni meredanya konflik Rusia-Ukraina dan respons positif pasar atas kenaikan suku bunga Federal Reserve.
"Konflik Rusia-Ukraina sudah menjadi fokus utama investor belakangan. Ketika ada kabar baik, hal ini langsung direspons positif," paparnya dikutip dari youtube Beritasatu, Kamis (17/3/2022).
Hans menyampaikan Presiden Ukraina melihat lebih realistis adanya potensi gencatan senjata. Menteri Luar Negeri Rusia juga memberikan pernyataan kedua pihak bisa mencapai kompromi. Hal ini, sambung Hans, sangat baik bagi pasar.
Di sisi lain, lonjakan harga komoditas kian mereda seiring dengan membaiknya situasi Rusia-Ukraina. Sebelumnya harga komoditas utama seperti minyak, emas, batu bara, hingga CPO sempat menembus rekor tertinggi.
Hans juga menyampaikan pasar merespons positif kenaikan suku bunga The Fed sebesar 25 bps menjadi 0,25 persen-0,50 persen yang sesuai ekspektasi. Hal itu membuat Wall Street menguat semalam, dan saham Bursa Asia ikut naik pagi ini.
"Pasar merespons positif kenaikan suku bunga yang sesuai ekspektasi," imbuhnya.
Namun, Hans mewanti-wanti sebetulnya pernyataan The Fed cukup hawkish. The Fed berencana menaikkan suku bunga 6 kali pada 2022 hingga kisaran 1,75 persen-2 persen.
"Artinya setiap pertemuan The Fed [FOMC meeting] akan ada kenaikan suku bunga. Tapi pasar belom respons hal tersebut," jelasnya.