Bisnis.com, JAKARTA - Rencana penawaran perdana saham atau initial public offering (IPO) PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) mendapatkan tanggapan yang beragam dari analis pasar modal.
Beberapa analis optimistis saham GoTo yang tidak akan jatuh ke lubang yang sama seperti PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA), karena IPO ini dilengkapi dengan skema greenshoe. Ada juga analis yang melihat secara fundamental GoTo masih membukukan kerugian, sehingga tidak menyarankan investor untuk berinvestasi di saham GoTo.
Berikut rangkuman pendapat analis mengenai IPO GoTo.
- Sucor Sekuritas, Bernadus Setya Ananda Wijaya
Menurut Bernadus, prospek IPO GoTo patut menjadi perhatian. Akan tetapi, tidak bisa disamakan dengan kompetitor sesama startup karena GoTo memiliki keunikan tersendiri.
Salah satu keunikan GoTo yang tidak dimiliki perusahaan lain seperti model ekosistemnya yang terbilang cukup besar di Indonesia. Selain itu, beberapa skema yang diterapkan GoTo seperti SHSM dan greenshoe dinilai akan berkontribusi pada prospeknya nanti.
Investor yang pernah menyuntikkan dana ke Gojek atau Tokopedia pun dinilai tidak akan berdampak terhadap investasinya. Pasalnya, menurut Bernadus, dengan mengikuti ketentuan SHSM maka para pemegang saham existing baik seri A maupun seri B akan dilarang menjual sahamnya selama periode lockup yang diterapkan oleh otoritas.
Baca Juga
- Avere Investama, Teguh Hidayat
Teguh mengatakan harga saham GoTo memang terlihat lebih murah dari Bukalapak. Selain itu, dari sisi kapitalisasi pasar atau market cap, GoTo memiliki market cap senilai Rp413,7 triliun, lebih tinggi dari PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) yang hanya Rp88 triliun.
Valuasi ini bahkan jauh lebih tinggi dari PT Astra International Tbk. (ASII) yang lini bisnisnya menguntungkan. Teguh menilai valuasi saham GoTo termasuk sangat mahal dan tidak menyarankan investor untuk membeli saham GoTo.
"Tapi, saya tidak tahu apa IPO ini akan sukses dan apakah memang betul sahamnya akan dijaga tidak turun. Lebih baik wait and see saja, karena balik lagi secara fundamental masih turun," ucapnya.
- Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus
Nico menilai kinerja saham GoTo ke depan tidak akan serta-merta mengikuti jejak Bukalapak. Menurutnya, persepsi pelaku pasar akan sangat menentukan nasib perusahaan nantinya.
“Nasib BUKA mungkin efek pasar yang overconfidence. Dan apakah GoTo bernasib sama nantinya? Bisa saja. Persamaannya sama-sama saham teknologi, sama-sama startup, dan membukukan rugi. Namun tentunya kembali ke persepsi pasar, bagaimana melihat apakah ekosistem GoTo lebih baik atau tidak daripada BUKA,” ucapnya.
Nico juga menilai IPO GoTo akan berdampak secara jangka pendek ke saham-saham afiliasi perseroan di pasar modal.
- Panin Sekuritas, William Hartanto
William menjelaskan, saham IPO GoTo yang hanya beredar 4,35 persen menjadi upaya perseroan menjaga stabilitas harga saham. Menurutnya, hal ini memberikan rasa aman terhadap investor ritel, dan tidak akan lesu seperti saham kompetitornya, PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA).
“Menurut saya bagus, ada upaya untuk menjaga stabilitas harga saham, memberikan rasa aman terhadap investor ritel dan mestinya tidak berakhir seperti saham BUKA,” tuturnya.
William menilai IPO GoTo tidak akan menjadi exit strategy investor kakap GoTo. Dia melihat prospek IPO GoTo menjanjikan dibandingkan dengan BUKA yang saat ini sahamnya masih terus terjun ke zona merah.