Bisnis.com, JAKARTA – Analis menilai rencana penawaran umum saham perdana (Initial Public Offering/IPO) PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. atau GoTo di Bursa Efek Indonesia (BEI) bukan merupakan strategi exit investor existing.
CEO Sucor Sekuritas Bernadus Setya Ananda Wijaya menjelaskan prospek IPO GoTo patut menjadi perhatian dan memiliki keunikan tersendiri.
Salah satu keunikan GoTo yang tidak dimiliki perusahaan lain seperti model ekosistemnya yang terbilang cukup besar di Indonesia. Selain itu, beberapa skema seperti greenshoe dan Saham Hak Suara Multipel (SHSM) yang diterapkan GoTo juga akan berkontribusi pada prospeknya nanti.
“Dengan beberapa skema yang diterapkan, seperti greenshoe dan SHSM, GoTo ingin menunjukkan komitmennya kepada para calon investor dan para pemegang saham existing,” jelas Bernadus kepada Bisnis, (15/3/2022).
Investor yang pernah menyuntikkan dana ke Gojek atau Tokopedia pun dinilai tidak akan berdampak terhadap investasinya. Pasalnya, menurut Bernadus, dengan mengikuti ketentuan SHSM maka para pemegang saham existing baik seri A maupun seri B akan dilarang menjual sahamnya selama periode lockup yang diterapkan oleh otoritas.
“Hal ini menunjukkan komitmen dari para investor GoTo untuk berpartisipasi dalam pertumbuhan perusahaan jangka panjang dan bahwa IPO tidak menjadi exit strategy bagi para investor existing,” imbuh Bernardus.
Baca Juga
Ringkasan prospektus IPO GoTo menyebutkan GoTo akan melepas 52 miliar saham baru dalam rangka pelaksanaan IPO ini, atau setara 4,35 persen dari total modal disetor dan ditempatkan. Harga saham perdana ditawarkan di kisaran Rp316-Rp346 sehingga target perolehan dana sebanyak banyaknya senilai Rp17,99 triliun.
Di tengah dinamika bursa, khususnya untuk emiten teknologi, GoTo juga menerapkan opsi greenshoe untuk menjaga stabilisasi harga saham pasca-IPO.
Dalam menerapkan skema greenshoe, GoTo menetapkan sampai dengan sebanyak-banyaknya 15 persen dari jumlah saham yang ditawarkan pada saat IPO, atau 7,8 miliar saham, yang akan diambil dari saham treasuri.
Jika skema greenshoe ini dilakukan dan terlaksana secara optimal, maka total saham GoTo yang beredar di publik sebanyak-banyaknya 59,825 miliar lembar saham.
Selain itu, dengan mengikuti skema SHSM atau Multiple Voting Shares (MVS), GoTo akan terkena menerapkan dua aturan, yakni saham dari pemegang hak suara multipel akan dikunci (lockup) selama 2 tahun sejak listing di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sementara seluruh pemegang saham biasa sebelum IPO akan terkena lockup 8 bulan. Pada saat itu, para pemegang saham GoTo yang terkena lockup tidak dapat memindahtangankan sahamnya kepada pihak lain, termasuk menjualnya.