Bisnis.com, JAKARTA – Harga komoditas minyak mentah global masih berfluktuasi lantaran adanya konflik geopolitk Rusia dan Ukraina. Menanggapi hal ini, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) menyiapkan sejumlah strategi.
Harga minyak mentah menurut data Bloomberg, Selasa (15/3/2022) untuk West Texas Intermediate tercatat sudah kembali turun 5,21 persen ke US$97,64 per barel. Sementara itu, harga minyak Brent turun 5,27 persen ke US$101,27 per barel. Keduanya sempat menyentuh US$125 per barel beberapa waktu lalu.
Direktur TPIA Suryandi menyebutkan, harga minyak saat ini masih sangat fluktuatif, dalam semalam bisa naik atau turun tajam sebagai dampak dari pertikaian Rusia dan Ukraina.
“Untuk margin dari produk petrokimia, ini kita sedang cermati bagaimana dampak ke kinerja. Strateginya, kita selalu melihat seberapa besar kenaikan harga minyak berpengaruh pada bahan baku kita, Nafta, sehingga kita harus mencermati dari inventori, pembelian, dan bagaimana kebutuhan dari Nafta tersebut agar dapat diproduksi dan tetap terserap dan harga produk petrokimia bisa naik juga seiring berjalannya waktu,” ujar Suryandi dalam konferensi pers, Selasa (15/3/2022).
Chief Financial Officer TPIA Andre Khor menambahkan, bahwa TPIA punya natural hedging di tengah fluktuasi harga.
“Selama bisa menyediakan layanan yang baik ke pasar domestik kita akan bisa punya natural hedge kalau harga naik margin tetap terlindungi,” ungkapnya.
Baca Juga
Emiten industri akan mengoptimalkan seluruh usaha karena sudah lebih terintegrasi, juga dengan mengandalkan rencana produksi polietilena dan polipropilena, TPIA tidak akan teralu terpengaruh oleh volatilitas harga dengan kemampuan dan integrasi.
“Kita juga berupaya tekan biaya-biaya sehingga bisa tetap kompetitif,” sambungnya.
TPIA juga optimistis pasar yang menyerap produk petrokimia masih besar, terlebih melihat mayoritas kebutuhan produk petrokimia di Indonesia masih harus diimpor.
“Melihat permintaan tahun ini kami yakin permintaan produk petrokimia masih kuat. Indonesia sampai saat ini masih di posisi net-impor untuk produk-produk petrokimia,” jelasnya.
Adapun, sektor yang akan menyerap produk petrokimia antara lain industri kemasan, dan otomotif yang mulai lebih banyak di dalam penyerapan memakai bahan-bahan petrokimia agar lebih efisien dalam penggunaan atau konsumsi bahan bakar.