Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Minyak Mentah Merosot, Sentimen Iran, Rusia, dan The Fed Jadi Fokus

Harga minyak mentah West Texas Intermediate untuk kontrak April 2022 terpantau melemah 2,92 persen atau 3,19 poin ke level US$106,14 per barel pada pukul 10.01 WIB.
Anjungan minyak di Teluk Meksiko, AS/ Bloomberg
Anjungan minyak di Teluk Meksiko, AS/ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah melemah pada perdagangan Senin (14/3/2022) setelah Iran melakukan serangan rudal di Irak menyusul penghentian pembicaraan nuklir.

Sementara itu, kelanjutan serangan Rusia terhadap Ukraina mendorong lebih banyak seruan untuk menerapkan sanksi terhadap produsen minyak OPEC+ tersebut.

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak mentah West Texas Intermediate untuk kontrak April 2022 terpantau melemah 2,92 persen atau 3,19 poin ke level US$106,14 per barel pada pukul 10.01 WIB.

Sementara itu, harga minyak Brent terkoreksi 2,85 persen atau 3,21 poin ke level US$109,46 pada di bursa ICE Futures Eropa.

Penghentian pembicaraan nuklir menghancurkan harapan untuk kembalinya pasokan ke pasar yang telah tertekan akibat perang Rusia-Ukraina. Pejabat senior Amerika dan China bertemu pada Senin ketika pemerintahan Biden berusaha meminta China untuk membantu mengakhiri krisis Rusia.

Hal ini menandai dimulainya pekan yang penuh sentiment, termasuk nasib utang internasional Rusia dan kemungkinan Federal Reserve menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya sejak 2018.

Pasar global telah bergejolak karena harga energi, logam dan makanan melonjak ke rekor tertinggi di tengah kecaman luas dari Rusia. Meningkatnya kasus virus di China juga menyebabkan kekhawatiran terhadap permintaan minyak.

Sementara itu, Iran dan kekuatan dunia pada hari Jumat menangguhkan negosiasi untuk memulihkan kesepakatan nuklir 2015 setelah Rusia meminta jaminan AS bahwa sanksi yang dikenakan untuk invasi ke Ukraina tidak akan mempengaruhi kemitraan yang direncanakan dengan Iran.

Meskipun Rusia telah terkena sanksi keras dan AS telah melarang impor minyak mentahnya, dana untuk negara itu mungkin belum sepenuhnya terhenti. India dikabarkan tengan menyusun mekanisme untuk memfasilitasi perdagangan menggunakan mata uang lokal, sementara supertanker masih dipesan untuk memuat minyak Rusia dari Denmark.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper