Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pergerakan Harga Emas Hari Ini, Senin 14 Maret 2022

Sentimen suku bunga the fed dan sanksi terhadap Rusia akan mendominasi sentimen terhadap harga emas pada pekan ini.
Emas batangan/Bloomberg
Emas batangan/Bloomberg
Live Timeline

Bisnis.com, JAKARTA – Sentimen pergerakan harga emas pekan ini akan didominasi oleh keputusan suku bunga Federal Reserve dan perkembangan di Ukraina.

Pada pekan lalu, harga emas melonjak hingga mendekati level tertinggi sepanjang masa di tengah daya tarik terhadap aset safe haven pekan ini karena peningkatan sanksi terhadap Rusia, termasuk larangan impor.

Pada perdagangan hari ini, Senin (14/3/2022), harga emas berjangka Comex untuk kontrak April 2022 terpantau melemah 0,45 persen atau 9 poin ke level US$1.976 per troy ounce pada pukul 08.16 WIB.

Sementara itu, harga emas di pasar spot terpantau melemah 0,75 persen atau 14,66 poin ke level US$1.973,80 per troy ounce.

Analis pasar senior di OANDA Edward Moya mengatakan harga emas akan terus berada di sekitar US$2.000 dalam jangka pendek. Jika emas ditutup pada US$1.980 per ounce, Edward menaruh ekspektasi bullish terhadap harga emas, namun sebaliknya jika emas naik ke US$2.010.

Rentang perdagangan emas masih cukup luas karena lonjakna volatilitas pasar keuangan. Dua pendorong utama adalah pertemuan Federal Reserve pada hari Rabu dan setiap perkembangan baru mengenai sanksi terhadap Rusia dan perang di Ukraina.

"Emas dapat diperdagangkan pekan ini dalam rentang US$1.960 dan US$2.050. Ini terlihat pada kisaran yang cukup luas mengingat sensitivitas situasi di Ukraina, dan ada pertemuan kebijakan Fed yang dapat memberikan beberapa perubahan besar mengenai pembahasan prospek inflasi bank sentral AS dan jalur pengetatan ke depan," kata Moya, dilansir dari Kitco News, Senin (14/3/2022)..

The Fed dijadwalkan mengumumkan suku bunga acuan pada Rabu (16/3) waktu AS dan akan diikuti oleh konferensi pers Pinmpinan The Fed Jerome Powell. Semua mata akan tertuju pada proyeksi ekonomi baru, dot plot kenaikan suku bunga, dan pandangan Powell terhadap konsekuensi terburuk dari konflik di Ukraina.

"Powell harus memberikan kejelasan. Dia perlu menetapkan ekspektasi pasar. Setelah ini, kita akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik jika ada risiko kenaikan suku bunga yang sangat besar selama musim panas,” pungkas Moya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper