Bisnis.com, JAKARTA - Emiten menara PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) atau Mitratel menyampaikan siap menghadapi persaingan yang kompetitif di industri menara dengan PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR) dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG).
Direktur Investasi dan Corporate Secretary Mitratel Hendra Purnama mengatakan, rencana pertumbuhan Mitratel cukup agresif dibandingkan perusahaan menara lain. Pihaknya pun menangkap potensi pertumbuhan organik dan anorganik untuk menghadapi persaingan di industri menara telekomunikasi.
"Kami perkirakan di 2022 dan 2023 masa konsolidasi. Jadi tahun ini dan tahun depan, kami punya modal yang kuat untuk konsolidasi," ujar Hendra kepada Bisnis, Sabtu (12/3/2022).
Anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) ini menyampaikan memiliki kekuatan neraca dan arus kas untuk melakukan konsolidasi melengkapi pertumbuhan anorganik. Sebagai informasi, jumlah kas dan setara kas perseroan meningkat menjadi Rp19,13 triliun di akhir 2021, dari Rp516 miliar di 2020.
Hingga saat ini, Hendra menuturkan Mitratel telah sukses mengakuisisi sebanyak 8.139 menara Telkomsel dengan 8.215 tenant dan sukses melakukan konsolidasi aset tower Telkom sebanyak 798 menara dengan 1.432 tenant.
Selain itu, menurutnya kerja sama dengan perusahaan afiliasi perseroan, Telkomsel akan memberikan peluang bagi Mitratel untuk membangun menara baru.
Baca Juga
"Di samping itu, Telkomsel punya rencana solid mengembangkan 5G mereka. Itu coverage areanya masih kecil, jadi diperlukan tambahan menara lagi," tuturnya.
Meskipun persaingan di industri menara ketat, Hendra mengatakan pihaknya tidak melakukan perang harga, karena memiliki bargaining power yang kuat seperti coverage yang baik, servis yang baik, dan produk baru. Ekspansi produk baru tersebut seperti Fiber, Edge-infra solution, power-to-tower, dan digital services seperti IoT.