Bisnis.com, JAKARTA - PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) atau Mitratel menargetkan pertumbuhan kinerja sepanjang 2022. Perseroan mengincar pendapatan meningkat 10 persen dengan laba bersih 2022 naik 15 persen dari kinerja 2021.
Direktur Investasi sekaligus Corporate Secretary Mitratel Hendra Purnama mengatakan, target pendapatan ini jauh di atas rata-rata industri saat ini.
"Jadi indikasi kami untuk 2022, yang pertama pendapatan 10-11 persen, jauh di atas industri. Untuk EBITDA, kami targetkan 13 persen untuk tumbuhnya di 2022," ucap Hendra kepada Bisnis, Sabtu (13/3/2022).
Menurutnya, kinerja perseroan pada 2022 akan didorong oleh katalis seperti pertumbuhan organik perseroan yang memanfaatkan keunggulan Mitratel yang tersebar secara luas di lokasi-lokasi atraktif.
Lalu, pertumbuhan anorganik yang agresif melalui akuisisi menara, cost leadership melalui perbaikan skema kemitraan operasi dan maintenance, serta penyesuaian struktur sejalan dengan standar industri.
Hendra melanjutkan, tahun ini pihaknya menargetkan penambahan sebanyak 3.750 menara, yang terdiri dari 750 menara berasal dari ekspansi organik, 3.000 menara dari akuisisi, serta 4.000 kolokasi. Hingga akhir 2022, pihaknya juga menargetkan menambah jumlah tenant menjadi 50.000 tenant, dari 42.000 tenant di akhir 2021.
Baca Juga
Untuk mendukung ekspansi tersebut, anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) ini akan mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp9 triliun pada tahun 2022.
Sebesar Rp3 triliun akan dialokasikan untuk pembangunan menara secara organik dan Rp6 triliun digunakan untuk aktivitas akuisisi atau anorganik. Sumber dana yang digunakan untuk capex ini berasal dari hasil IPO.
Sementara itu, hingga akhir Desember 2021, emiten berkode saham MTEL ini telah memiliki kontrak jangka panjang senilai Rp34 triliun. Kontrak ini sebesar 55 persen berasal dari entitas afiliasi perseroan, Telkomsel, dan sisanya berasal dari operator lain.