Bisnis.com, JAKARTA – Reksa dana campuran dapat menjadi opsi bagi para investor untuk menaruh dananya di tengah ketidakpastian pasar yang masih cukup tinggi.
Direktur Utama Pinnacle Persada Investama Guntur Putra mengatakan di tengah sentimen tensi geopolitik yang tinggi, reksa dana campuran dapat menjadi pilihan menarik bagi investor.
Ia menjelaskan, daya tarik produk ini berasal dari alokasi aset reksa dana campuran yang strategis, dinamis, dan taktis. Umumnya, produk reksa dana campuran dapat menyesuaikan alokasi aset secara optimal saat pasar tengah volatil.
“Jika manajer investasi bisa menerapkan alokasi aset yang strategis, reksa dana campuran akan sangat atraktif untuk investor,” katanya saat dihubungi, Selasa (8/3/2022).
Selain itu, reksa dana berbasis saham yang defensif serta reksa dana pasar uang juga dapat menjadi pilihan investor. Ia menuturkan, jika tensi geopolitik meningkat, maka banyak investor akan mencari aset safe haven yang memiliki tingkat korelasi rendah dengan pasar, dan masih mungkin mendapatkan kinerja yang optimal di tengah memburuknya pasar.
“Pada saat-saat seperti ini, likuiditas akan menjadi faktor yang sangat penting, dan dari reksa dana pasar uang, investor bisa mendapatkan likuiditas dan imbal hasil yang masih relatif baik dan stabil,” katanya.
Baca Juga
Sementara itu, Head of Market Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menyebutkan, dengan kondisi penuh ketidakpastian, investor dengan horizon investasi jangka menengah dapat mengalokasikan dananya sebesar 40 persen ke obligasi, 40 persen ke saham, dan 20 persen lainnya ke pasar uang.
“Untuk jangka pendek dibawah 1 tahun lebih baik fokus pasar uang, sedangkan untuk jangka panjang bisa perbesar porsi saham hingga 50 persen, kemudian 30 persen di pendapatan tetap, dan 20 persen di pasar uang,” pungkasnya.
Regards,