Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Berakhir Jatuh, Investor Khawatir Inflasi Berkepanjangan

Kekhawatiran inflasi bertambah karena harga minyak mentah melonjak untuk melayang di level tertinggi multi-tahun.
Pekerja berada di lantai Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (3/1/2021). Bloomberg/Michael Nagle
Pekerja berada di lantai Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (3/1/2021). Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat jatuh pada akhir perdagangan Jumat (4/3/2022) waktu setempat lantaran investor mencermati laporan pasar tenaga kerja AS yang lebih kuat dari perkiraan dan memantau perang Rusia-Ukraina.

Berdasarkan data Bloomberg, Sabtu (5/3/2022), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 0,53 persen atau 179,86 poin ke 33.614,80, S&P 500 tergelincir 0,79 persen atau 34,62 poin ke 4.328,87, dan Nasdaq terperosok 1,66 persen atau 224,50 poin ke 13.313,44.

S&P 500 memperpanjang penurunan dan membukukan kerugian mingguan sekitar 1,3 persen. Dow membukukan kerugian mingguan keempat berturut-turut.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS mundur lebih jauh karena para investor berburu aset aman termasuk obligasi dan emas, dan imbal hasil seri acuan 10 tahun turun menjadi di bawah 1,8 persen. Adapun pemerintah AS sedang mempertimbangkan larangan impor minyak mentah Rusia, dalam sebuah langkah yang selanjutnya akan menghukum Rusia atas invasinya ke Ukraina.

Serangkaian data ekonomi baru pada Jumat pagi waktu setempat menegaskan kembali kepada investor bahwa ekonomi AS telah cukup pulih yang memungkinkan pembuat kebijakan moneter mengurangi dukungan era krisis mereka.

Laporan pekerjaan Februari Departemen Tenaga Kerja menunjukkan 678.000 pekerjaan telah kembali, lebih besar dari perkiraan bulan lalu, dengan pertumbuhan pekerjaan meningkat setelah kasus terkait Omicron mundur di AS.

Tingkat pengangguran lebih baik dari yang diperkirakan menjadi 3,8 persen, atau terendah sejak Februari 2020 sebelum pandemi. Ini mencerminkan data penggajian swasta yang jauh lebih baik dari perkiraan dari ADP awal pekan ini.

Sementara itu, pejabat Fed telah menyatakan kemenangan dalam memenuhi mandat pekerjaan mereka untuk ekonomi. Dalam kesaksian kongres minggu ini, Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan bahwa sebagian besar anggota Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) akan setuju bahwa pasar tenaga kerja di AS sekarang berada pada tingkat yang konsisten dengan lapangan kerja maksimum.

Bahkan menjelang laporan pekerjaan Februari 2022, Powell mengatakan dia akan mendukung kenaikan suku bunga 25 basis poin pada pertemuan The Fed Maret 2022. Ini menghentikan spekulasi bahwa bank sentral mungkin terus maju dengan kenaikan 50 basis poin yang lebih agresif. Namun, kenaikan harga yang terus-menerus telah membuka pertanyaan tentang seberapa agresif The Fed perlu mengetatkan kebijakan moneter selama sisa tahun ini.

Kekhawatiran inflasi hanya bertambah karena harga minyak mentah melonjak untuk melayang di tertinggi multi-tahun, dengan harga minyak mentah menengah West Texas dan Brent naik lebih dari 40 persen untuk tahun ini dan bertahan lebih dari US$100 per barel. Tetapi bagi pembuat kebijakan moneter, kekhawatiran ini harus ditimbang dengan ketidakpastian yang sekarang ditimbulkan oleh krisis di Ukraina.

Tindakan baru-baru ini selama seminggu terakhir dan kombinasi situasi Rusia-Ukraina serta laporan lanjutan dari inflasi, telah menurunkan ekspektasi di pasar untuk mendekati lima kenaikan suku bunga, bahkan mungkin lebih rendah," kata Matt Kishlansky, GenTrust Wealth Management Principal kepada Yahoo Finance Live.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg/Yahoo Finance
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper