Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konflik Rusia vs Ukraina Bikin Penerbitan Obligasi Korporasi Menantang

Emisi obligasi global dari perusahaan Indonesia bakal lebih menantang pada tahun ini.
Pialang memperhatikan Yield SUN Indonesia/Antara-Prasetyo Utomo
Pialang memperhatikan Yield SUN Indonesia/Antara-Prasetyo Utomo

Bisnis.com, JAKARTA - Emisi obligasi global dari perusahaan Indonesia bakal lebih menantang pada tahun ini. Adapun, emisi obligasi dengan mata uang rupiah dinilai bakal lebih stabil.

Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas Handy Yunianto menjelaskan penerbitan obligasi global atau global bond mungkin bakal menantang pada tahun ini.

"Global bond mungkin menantang, pembiayaan local currency dan global, memang lebih menantang global, ada Fed Fund Rate [FFR] naik, US Treasury naik, situasi geopolitik dan arah ke ekonomi hijau juga bakal menyulitkan," urainya dikutip Senin (28/2/2022).

Menurutnya, emisi corporate bond menggunakan mata uang rupiah bakal lebih stabil dan diserap oleh pasar. Alasannya, reksadana, dana pensiun, asuransi, dan perbankan, tak terlalu terekspos cost of fund dari mata uang asing.

Kendati demikian, dari sisi global memang ada tantangan. Sepanjang tahun berjalan, belum ada perusahaan Indonesia yang menerbitkan global bond, ini dinilainya menjadi pertanda.

Korporasi lanjutnya, masih memiliki fleksibilitas pembiayaan yang cukup terbuka, karena ketika global bond menantang, pinjaman ke perbankan masih memungkinkan dengan likuiditas tebal yang dimiliki bank.

Selain itu, penerbitan obligasi dengan mata uang lokal juga masih bakal diserap oleh pasar. Pendanaan internal juga tetap menjadi opsi bagi korporasi dengan likuiditas yang tebal di tengah pemulihan ekonomi saat ini.

Anto melanjutkan meski sudah mencatatkan return hampir 30 persen pada 2019 dan 2020. Pasar obligasi masih memberikan kinerja yang positif pada 2021 (naik 5,4 persen berdasarkan perhitungan indeks return obligasi pemerintah oleh Bloomberg) di tengah gejolak pengurangan kebijakan stimulus moneter oleh the Fed yang dikenal dengan istilah tapering dan munculnya varian Covid-19 baru yang turut menekan recovery ekonomi global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper