Bisnis.com, JAKARTA - Seleksi Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (DK OJK) memasuki tahap lanjutan, sejumlah nama mulai terpangkas dan menyisakan 33 calon yang lolos tahap kedua. Sebanyak 3 diantara calon tersebut merupakan nama-nama yang erat di pasar modal.
Terdapat 3 nama yang merupakan veteran pasar modal turut serta dalam seleksi calon DK OJK. Ketiga nama tersebut yakni, Hoesen, Inarno Djajadi, dan Friderica Widyasari. Mari membahas profil tiga calon Komisioner OJK tersebut.
1. Hoesen
Hoesen merupakan nama yang tidak asing di pasar modal, apalagi di OJK. Saat ini dia merupakan Anggota Dewan Komisioner OJK dengan jabatan sebagai Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal.
Hoesen menyandang gelar Master Manajemen Keuangan, Universitas Pelita Harapan. Pria kelahiran Jakarta, 21 Februari 1966 ini pernah memimpin PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia selama tiga tahun sebagai direktur utama sebelum ditunjuk sebagai Direktur Penilaian Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia hingga 2015.
Semasa karirnya, Sarjana Pertanian Universitas Padjadjaran 1990 ini pernah menuju Washington D.C., Amerika Serikat untuk acara The Development and Regulation of Securities Markets International Institute pada 2007 dan mampir ke Jepang untuk mengikuti Clearing and Settlement, Ministry of Finance Republik Indonesia, JICA Tokyo Stock Exchange pada 1997.
Baca Juga
Tak hanya itu, Hoesen juga terlibat dalam Global Custody and Portofolio Administration, State Street KDEI pada 1996, Managing Change di PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia pada 2005 dan turut serta dalam gelaran bertema Permasalahan Saham Transaksi Saham di Pasar Modal “Gadai Saham-saham Transaksi Repo Pinjam Meminjam Saham”, Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia pada 2007.
Sebelum menjadi Anggota Dewan Komisioner OJK, Hoesen memimpin PT Danareksa sebagai direktur selama dua tahun terakhir.
2. Inarno Djajadi
Selanjutnya, Inarno Djajadi merupakan Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia aktif. Menjabat sebagai Direktur Utama BEI melalui RUPS pada 29 Juni 2018. Dia memulai karier di bidang pasar modal sejak tahun 1991.
Sebelumnya, menjabat sebagai Treasury Officer di PT Aspac Uppindo Sekuritas (1989-1991), Direktur PT Aspac Uppindo Sekuritas (1991-1997), Direktur PT Mitra Duta Sekuritas (1997-1999), Direktur PT Widari Sekuritas (1999-1999), dan Direktur Utama PT Madani Sekuritas (2000-2003).
Selain itu, beliau juga pernah menjabat sebagai Direktur Utama dan kemudian Komisaris serta Komisaris Utama PT KPEI (2003-2016), Komisaris Utama PT Maybank Kim Eng Securities (2013-2014), Komisaris Utama PT CIMB Niaga Securities (2014-2017), serta Komisaris BEI (2017-2018).
Inarno memiliki pengalaman di berbagai organisasi sepanjang karirnya, termasuk sebagai anggota Ikatan Pialang Efek Indonesia (IPEI) (1992-1994), anggota Dewan Pengawas Profesi Pasar Modal Indonesia (2017-2020), dan saat ini menjabat sebagai Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia Jakarta Raya (ISEI Jaya) sejak 2020. Dia memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Gadjah Mada pada tahun 1981.
3. Friderica Widyasari Dewi
Friderica Widyasari Dewi saat ini menjabat sebagai Direktur Utama PT BRI Danareksa Sekuritas sejak 10 Februari 2020.
Dia pernah menempuh pendidikan Doktor Program Studi Kepemimpinan dan Inovasi Kebijakan, Universitas Gadjah Mada (2019). Sempat berkuliah di luar negeri, mengenyam Magister Administrasi Bisnis, California State University (2004).
Adapun, perempuan yang sempat menjadi artis sinetron tersebut menyelesaikan pendidikan S1 di Fakultas Ekonomi Manajemen, Universitas Gadjah Mada (2001).
Sepulangnya berkuliah di California, Friderica memilih untuk bekerja sebagai eksekutif alih-alih meneruskan karir di dunia hiburan. Hingga menjadi Direktur Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia (2009--2015).
Kariernya berlanjut di self-regulatory organizations (SRO) lainnya, yakni PT Kustodian Sentral Efek Indonesia menjadi Direktur Keuangan pada 2015-2016. Selanjutnya menjabat sebagai Direktur Utama Kustodian Sentral Efek Indonesia pada 2016-2019, sebelum akhirnya menjadi Direktur Utama BRI Danareksa Sekuritas hingga saat ini.