Bisnis.com, JAKARTA - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 dinilai tidak akan menimbulkan dampak signifikan terhadap kinerja reksa dana secara jangka panjang.
Direktur Panin Asset Management (Panin AM) Rudiyanto mengatakan, pemberlakuan kembali PPKM level 3 diyakini tidak akan berimbas signifikan terhadap kinerja reksa dana. Hal ini seiring dengan pelonggaran yang dilakukan banyak negara, khususnya bagi yang telah melakukan vaksinasi.
“Dengan vaksinasi yang terus berjalan, diharapkan omicron merupakan varian yang terakhir. Seharusnya PPKM sudah tidak menjadi sentimen negatif asalkan tidak berkepanjangan,” jelasnya saat dihubungi pada Senin (7/2/2022).
Adapun, Rudiyanto mengatakan, saat ini perhatian pasar lebih tertuju kepada laporan keuangan. Menurutnya, prospek perbaikan kinerja kuangan perusahaan dibandingkan tahun 2020 – 2021 akan menjadi katalis positif yang dapat mendorong performa reksa dana secara industri.
Rudiyanto melanjutkan, sentimen laporan keuangan yang positif juga menjadi penopang kinerja reksa dana sepanjang pekan lalu. Performa reksa dana yang cenderung positif disebabkan oleh respon pasar terhadap laporan keuangan dari sektor perbankan yang memuaskan.
Secara terpisah, Direktur Utama Pinnacle Persada Investama Guntur Putra mengatakan, secara jangka panjang prospek kinerja reksa dana masih cukup baik.
Baca Juga
Meski demikian, menurutnya, kinerja reksa dana pada kuartal I/2022 akan cenderung volatil seiring dengan kenaikan kasus harian covid dan pemberlakuan PPKM level 3.
“Dengan PPKM level 3, tentu akan ada pembatasan kegiatan ekonomi yang dapat menyebabkan pertumbuhan ekonomi kuartal I/2022 akan sedikit terhambat,” jelasnya.
Di sisi lain, Guntur melanjutkan, kondisi PPKM level 3 tahun ini tidak seburuk seperti tahun lalu pada saat gelombang kedua varian delta pada kuartal III/2021
Sementara itu, sentimen global yang akan berpengaruh menurut Guntur adalah keputusan The Fed yang berencana untuk menaikkan suku bunga acuan pada Maret mendatang.
Berdasarkan laporan mingguan Infovesta yang dirilis Senin (7/2/2022), pada periode 28 Januari 2022 hingga 4 Februari 2022, kinerja instrumen reksa dana bergerak dalam rentang 0,06 persen hingga 0,74 persen.
“Kenaikan kasus harian Covid-19 dalam negeri yang terus mengalami kenaikan tidak mempengaruhi pergerakan kinerja reksa dana sepekan lalu. Pasalnya, seluruh reksa dana membukukan kinerja positif,” tulis Infovesta dalam laporannya, Senin (7/2/2022).
Infovesta menuliskan, kinerja positif tersebut ditopang oleh kenaikan seluruh indeks acuan baik di pasar saham maupun di pasar surat utang.
Adapun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam sepekan mengalami penguatan sebesar 1,29 persen sehingga mendorong kinerja reksa dana saham dengan naik 0,74 persen. Instrumen reksa dana saham pun memimpin kinerja reksa dana selama sepekan.
Kinerja positif juga tercatat untuk indeks acuan obligasi. Tercatat, indeks acuan obligasi pemerintah (IGBI) naik 0,18 persen dan obligasi korporasi (ICBI) mengalami pertumbuhan hingga 0,10 persen.
Pertumbuhan tersebut mendorong kinerja reksa dana campuran dengan naik 0,45 persen dan reksa dana pendapatan tetap dengan naik 0,15 persen dalam minggu lalu.
Selanjutnya yang mencatatkan pertumbuhan stabil adalah reksa dana pasar uang yang kembali naik 0,06 persen di minggu lalu.