Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Valuasinya Masih Terkoreksi, Cermati Saham-Saham di Sektor Unggas

Tren positif harga dan permintaan terhadap daging ayam akan menjadi katalis positif yang dapat mendongkrak kenaikan harga saham emiten perunggasan.
Widodo Makmur Unggas punya visi menjadi perseroan terbesar di asia tenggara dalam penyediaan produk pangan berbasis protein hewani dengan prinsip, tumbuh dan sukses bersama. /Widodo Makmur Unggas
Widodo Makmur Unggas punya visi menjadi perseroan terbesar di asia tenggara dalam penyediaan produk pangan berbasis protein hewani dengan prinsip, tumbuh dan sukses bersama. /Widodo Makmur Unggas

Bisnis.com, JAKARTA - Harga saham pada sektor unggas yang masih terkoreksi memunculkan peluang tersendiri untuk para investor bursa.

Tren positif harga dan permintaan terhadap daging ayam akan menjadi katalis positif yang dapat mendongkrak kenaikan harga saham pada sektor ini.

Melihat dari data RTI, kinerja saham pada sektor unggas masih cenderung tertekan. Tercatat, selama 6 bulan terakhir, saham PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMUU) telah turun sebesar 14,91 persen hingga perdagangan pekan lalu.

Selanjutnya, saham PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) terkoreksi sebesar 8,33 persen, sementara PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) juga terpantau turun 2,45 persen.

Berbanding terbalik dengan ketiga saham tersebut, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) masih mampu mencatatkan kenaikan sebesar 3,85 persen dalam periode waktu yang sama.

Terkait hal tersebut, Head of Equity Trading MNC Sekuritas Wijoyo Prasetio menilai sejauh ini saham-saham di sektor unggas dan pakan ternak seperti JPFA, CPIN, MAIN dan WMUU memang masih cenderung terkoreksi.

Penurunan ini terjadi mulai bulan November 2021 lalu akibat dari harga komoditas jagung selaku bahan baku utama pakan ternak naik.

Meski demikian, menurutnya prospek emiten pada sektor ini masih akan positif. Hal tersebut seiring dengan program afkir (culling) pemerintah hingga 19 Februari mendatang yang dapat mendongkrak harga anak ayam umum sehari atau day old chicken (DOC) dan ayam pedaging atau broiler.

Sementara itu, harapan pasar terkait kondisi pandemi virus Corona yang dapat dikendalikan sepanjang tahun ini juga akan menopang outlook sektor ini. Pengendalian varian baru virus Corona dan pelonggaran PPKM juga diharapkan dapat meningkatkan permintaan terhadap daging ayam

“Terlebih lagi, unggas khususnya ayam masih menjadi pilihan utama sebagai sumber protein bagi masyarakat,” ujarnya saat dihubungi, Senin (7/2/2022).

Frankie melanjutkan, sektor unggas masih menyimpan sejumlah saham potensial yang menarik untuk dikoleksi. Menurutnya, valuasi saham pada sektor ini tergolong menarik karena sudah terkoreksi.

Seiring dengan hal tersebut, Frankie menyematkan rating beli untuk sejumlah saham, yakni JPFA pada level Rp1.800, CPIN dengan target harga Rp6.500, dan WMUU pada harga Rp150.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper