Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Mendidih! Cek Rekomendasi Saham MEDC, AKRA hingga PGAS

Memanasnya hubungan geopolitik Rusia dan Ukraina memungkinkan harga minyak global masih bisa melejit.
Fasilitas produksi dan penyimpanan terapung (Floating Production Storage and Offloading/FPSO) Belanak di South Natuna Sea Block B yang dikelola Medco E&P Natuna (MEPN). Istimewa/SKK Migas.
Fasilitas produksi dan penyimpanan terapung (Floating Production Storage and Offloading/FPSO) Belanak di South Natuna Sea Block B yang dikelola Medco E&P Natuna (MEPN). Istimewa/SKK Migas.

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah global naik ke atas US$90 per barel. Hal ini dinilai bisa menguntungkan bagi para emiten terkait komoditas minyak.

Mengutip data Bloomberg, pada penutupan perdagangan Jumat (4/1/2022), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) bertengger di US$92,31 per barel atau naik 2,034 poin atau 2,26 persen. Sementara itu, harga minyak Brent naik 2,16 poin atau 2,37 persen ke US$93,27 per barel.

Analis Kiwoon Sekuritas Rizky Khaerunnisa menyebutkan, prospek emiten migas terbilang baik, ditopang oleh kenaikan harga minyak. Terlebih memanasnya hubungan geopolitik Rusia dan Ukraina yang memungkinkan harga minyak masih bisa melejit.

“Kenaikan harga minyak juga tertolong oleh harga batu bara, CPO dan nikel yang juga tengah naik. Karena kenaikan harga komoditas tersebut menambah pemasukan terhadap perusahaan,” jelasnya kepada Bisnis, Minggu (6/2/2022).

Adapun, sejumlah emiten minyak dan gas disebut bakal diuntungkan dengan kenaikan harga minyak ini.  Kiwoom Sekuritas menyebutkan emiten tersebut termasuk produsen minyak seperti PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), PT Elnusa Tbk (ELSA) dan AKRA (PT AKR Corporindo Tbk).

Sementara itu, ada pula yang dirugikan karena besaran pengeluarannya harus bertambah akibat kenaikan harga minyak, seperti saham saham di sektor shipping.

“Hal ini akan berdampak pada beban perusahaan yang akan meningkat,” ujarnya.

Terkait dengan kenaikan harga minyak, Rizky merekomendasikan saham MEDC dengan target harga Rp615-Rp635 dan support Rp520-Rp500, serta saham AKRA untuk buy on weakness dengan target harga Rp800 dan support Rp700.

“Saat ini pergerakan AKRA sedang berada di supportnya, kalau bisa menembus supportnya maka bisa akan melanjutkan penurunannya,” kata Rizky.

Selain itu, Tim Analis NH Korindo Sekuritas menjelaskan Indonesia pada tahun ini masih menyematkan predikat Overweight untuk sektor minyak mentah karena OPEC+ menolak permintaan AS untuk meningkatkan produksi output yang lebih tinggi.

“Kami memperkirakan bahwa sentimen ini akan mempertahankan laju pertumbuhan harga minyak global pada 2022. Untuk minyak mentah, kami menilai Overweight dan kami memperkirakan harganya berada di level US$82- US$86 per barel pada 2022,” tulisnya dalam riset.

Adapun, NH Korindo merekomendasikan beli saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) dengan target harga di Rp1.770.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper