Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Masuk Tahun Macan Air, Transaksi Saham Kurang Bergairah

Pada Januari 2022, RNTH di BEI mencapai Rp12,21 triliun atau turun 40,46 persen. Begitu juga dengan volume saham beredar harian sebesar 19,76 juta atau turun 16,30 persen.
Karyawan melintas di dekat layar yang menampilkan logo Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (26/1/2022). Bisnis/Suselo Jati
Karyawan melintas di dekat layar yang menampilkan logo Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (26/1/2022). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA – Memasuki tahun Macan Air transaksi saham di pasar modal mengalami penurunan sepanjang Januari 2022 jika dibandingkan dengan Januari 2021.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada Januari 2021 mencapai Rp20,51 triliun. Nilai itu sejalan dengan volume saham beredar harian sebesar 23,61 juta dengan transaksi harian sebanyak 1,56 juta kali. Adapun investor asing tercatat melakukan pembelian bersih hingga Rp10,94 triliun.

Sebaliknya pada Januari 2022, RNTH mencapai Rp12,21 triliun atau turun 40,46 persen. Begitu juga dengan volume saham beredar harian sebesar 19,76 juta atau turun 16,30 persen. Adapun, transaksi harian tercatat 1,32 juta kali atau terkoreksi 15,38 persen. Sementara itu, investor asing tercatat melakukan pembelian bersih Rp6,09 triliun.

Dengan demikian terdapat pelemahan dari sisi selera investor terhadap bursa saham. Mengapa? Kepala Riset Samuel Sekuritas Suria Dharma mengatakan bahwa Januari 2021 adalah momentum bagi investor ritel lokal. Pasalnya mereka mampu mendominasi dari sisi jumlah investor hingga transaksi harian sebelum akhirnya melandai di akhir Januari.

“Waktu itu juga transaksi banyak didominasi oleh emiten-emiten dari sektor new economy. Namun, saat ini kondisi itu berbeda setelah penurunan harga saham Bukalapak,” katanya kepada Bisnis belum lama ini.

Selain itu, dia menilai penutupan kode broker ikut memengaruhi pola transaksi para investor ritel. Menurutnya, sebelum ditutup ritel kerap mengekor pada aliran dana dari beberapa broker besar. Maka itu investor cenderung berhati-hati serta melakukan aktivitas transaksi dalam jangka waktu lebih pendek.

Suria menambahkan kelesuan pada investor ritel dimanfaatkan oleh investor asing dengan terus melakukan pembelian sejak right issue Bank BRI berhasil. Padahal menurutnya investor ritel perlu mendapatkan edukasi yang cukup agar tidak terjebak dan juga memperhatikan aspek fundamental perusahaan.

“Dulu terlalu percaya dengan story teknologi dan kebanyakan bahkan tidak mau melihat fundamental. Berbicara tentang old economy saja banyak yang tidak mau dengar waktu awal tahun lalu,” ungkapnya.

Pola seperti itu, lanjutnya, membentuk anomali pada perdagangan pasar modal saat ini. Pasalnya, Suria menilai indeks bisa saja turun meskipun aliran modal asing besar karena investor ritel terlalu dominan. Meskipun demikian dia masih optimistis, IHSG mampu tembus level 7.200 pada tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper