Bisnis.com, JAKARTA – Valuasi yang masih terdiskon menjadikan pasar saham Indonesia sebagai salah satu yang patut diperhatikan pada tahun 2022. Sektor-sektor seperti barang dan jasa serta properti diramal akan mencatatkan pertumbuhan yang optimal.
Senior Portfolio Manager, Equities Manulife Investment management Kenglin Tan mengatakan potensi pertumbuhan pasar saham Indonesia pada tahun ini cukup positif. Hal tersebut ditopang oleh prospek pemulihan ekonomi yang diprediksi akan berlanjut sepanjang tahun 2022.
“Perekonomian Indonesia juga sudah mulai terlihat pulih dari dampak kebijakan pembatasan mobilitas masyarakat atau PPKM yang akan berdampak positif bagi pasar saham,” jelasnya dalam Manulife Investment Management 2022 Outlook, Kamis (20/1/2022).
Selain itu, kondisi pasar modal Indonesia juga terbilang mampu bertahan ditengah munculnya varian baru virus corona dan kebijakan tapering yang akan dilakukan The Fed.
Tan melanjutkan, valuasi saham-saham di indonesia saat ini juga terbilang murah dibandingkan dengan emerging market lainnya. Menurutnya, valuasi saham di Indonesia saat ini belum memperhitungkan (priced-in) potensi pemulihan ekonomi pada tahun 2022.
“Investor dan pasar terlihat masih cenderung waspada dan wait and see. Mereka tengah menunggu adanya kepastian bahwa kegiatan ekonomi di Indonesia telah berjalan normal seperti biasanya dan tidak ada pembatasan-pembatasan pergerakan lebih lanjut,” paparnya.
Baca Juga
Ia menuturkan, sektor-sektor potensial pada pasar saham Indonesia tahun ini akan berkaitan dengan prospek pemulihan konsumsi domestik. Oleh karena itu, investor dapat mencermati saham-saham pada sektor barang dan jasa, serta properti yang valuasinya saat ini masih terdiskon.
“Sektor-sektor ini diprediksi akan outperform pada tahun 2022 mengingat pemulihan konsumsi masyarakat di Indonesia,” jelasnya.
Tan menambahkan, sektor-sektor yang berkaitan dengan teknologi seperti perbankan digital juga masih akan bertumbuh pada tahun ini. Meski demikian, valuasi sektor tersebut sudah terbilang cukup tinggi sehingga ruang pertumbuhannya akan lebih kecil dibandingkan dengan sektor barang jasa dan properti.