Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas berjangka pada perdagangan Selasa (18/1/2022) waktu Amerika Serikat mengalami penurunan, dipicu kenaikan nilai tukar dolar AS terhadap mata utang utama setelah perhatian investor beralih ke rencana pertemuan Bank Sentral AS pekan depan yang memberikan sinyal akan ada kebijakan kenaikan suku bunga.
Mengutip Antara, Rabu (19/1/2022), harga emas di pasar spot untuk pengiriman Februari tercatat turun US$4,1, atau 0,23 persen, menjadi US$1.812,4 per ounce.
"Jika Fed menaikkan suku bunga pekan depan, harga emas bisa mengalami aksi jual di bawah US$1.800 per ounce. Ini akan menjadi level terendah, sementara sentimen pasar akan memburuk jika kenaikan suku bunga dilakukan sebelum Maret,” kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.
Ia pun memperkirakan, setelah kenaikan suku bunga pertama direalisasikan maka harga emas akan berada di kisaran US$1.780-US$1.830 per ounce.
Sementara emas dianggap sebagai lindung nilai inflasi, sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga AS, yang meningkatkan biaya peluang mengkoleksi emas batangan yang tidak menghasilkan.
"Kita berada di jalur untuk hasil yang lebih tinggi sepanjang tahun yang akan membatasi kenaikan emas, tetapi kisah inflasi membuat emas terus berlanjut di sini," kata Haberkorn.
Baca Juga
Perhatian investor global tetap tertuju pada pertemuan The Fed pada 25-26 Januari setelah pejabat mengisyaratkan mereka akan mulai menaikkan suku bunga pada Maret 2022 untuk mengendalikan inflasi.
"Emas dalam periode berombak, tetapi prospek jangka menengah masih tetap bullish jika harga dapat melayang di sekitar level US$1.800 per ounce. Emas akan tetap menjadi instrumen lindung nilai inflasi untuk sebagian besar pasar Amerika Latin dan negara berkembang," kata Ed Moya, analis senior di broker OANDA.
Sementara harga perak di pasar spot tercatat 1,8 persen pada US$23,42 per ounce, platinum naik 1 persen menjadi US$981,50 per ounce dan paladium naik 1,5 persen persen menjadi US$1,903,17 per ounce.