Bisnis.com, JAKARTA - Emiten farmasi, PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) mengalihkan aset platform digital transportasi produk farmasi dari PT Enseval Putera Megatrading Tbk. (EPMT) ke PT Mostrans Global Digilog senilai Rp2,35 miliar.
Sekretaris Perusahaan Kalbe Farma Lukito Kurniawan Gozali menjelaskan telah terjadi transaksi pengalihan aset tak berwujud antara entitas anak, yaitu PT Enseval Putera Megatrading Tbk dengan PT Mostrans Global Digilog.
Kalbe Farma menyampaikan bahwa PT Enseval Putera Megatrading Tbk. dan PT Mostrans Global Digilog (MGD) merupakan entitas anak dari perusahaan.
"Pada 17 Januari 2022, EPMT mengalihkan kepemilikannya atas Aset Tak Berwujud kepada MGD berupa platform digital transportasi produk farmasi dan produk kesehatan antar bisnis (B2B) yang dikenal dengan nama MOSTRANS, dengan nilai transaksi sebesar Rp2,35 miliar," urainya, Rabu (19/1/2022).
Menurutnya, transaksi ini tidak mempengaruhi kendali kepemilikan KLBF atas platform digital MOSTRANS karena kedua entitas tersebut merupakan anak usaha Kalbe.
EPMT merupakan anak usaha ritel yang dimiliki oleh Kalbe dengan kepemilikan sebesar 92,47 persen dan sejumlah 7,53 persen dilepaskan ke publik.
Baca Juga
Sebelumnya, Direktur Keuangan Kalbe Farma Bernadus Karmin Winata menjelaskan uji klinis vaksin Covid-19 miliknya yakni GX-19N memang didesain sebagai booster.
"Sekarang uji klinis masih sedang berjalan. Setelah uji klinis selesai, barulah izin edarnya bisa dimintakan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan [BPOM]. Target uji klinis akhir kuartal II tahun ini, sehingga izin pemakaian dari BPOM bisa sebelum akhir 2022," urainya.
Lebih lanjut, KLBF ini juga belum mengetahui pasti skema peredaran vaksin booster karena hal ini bagian dari otoritas pemerintah. Namun, kemungkinan akan seperti vaksin gotong royong yang berbayar.
Perseroan memastikan untuk kebutuhan pemasaran sendiri mampu melakukannya secara mandiri, tetapi yang masih menjadi pertanyaan yakni perkara izin impor vaksin.
"Sekarang ini hanya pemerintah via BUMN yang diberikan izin untuk impor. Harga juga masih dalam otoritas pemerintah," ungkapnya.
Kendati demikian, Karmin optimistis pintu impor vaksin Covid-19 untuk swasta akan dibuka, jika dilihat tingkat vaksinasi program pemerintah sudah pada level yang dianggap memadai.
Dia juga menegaskan rekan kerja sama pembuatan vaksinnya, Genexine inc. tetap pada komitmennya. Pasca uji klinis rampung, perseroan sudah mengantongi komitmen impor 10 juta vaksin hasil kerja sama dengan Korea Selatan ini.
"Ya Genexine tetap pada komitmennya. Kebutuhan vaksin booster Indonesia sendiri pasti akan tetap besar, karena kami juga belum tahu apakah booster cukup hanya 1 kali saja. Di sisi lain, area komersialisasi untuk GX-19N yang didapat Kalbe Farma tidak hanya Indonesia, tapi mencakup wilayah Asean," paparnya.