Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kalbe Farma (KLBF) Beberkan Alasan Bubarkan JV dengan Investor Hong Kong

Kalbe Farma dan Shoalter Technology International berencana melakukan investasi modal melalui perjanjian penyertaan saham guna memperkuat bisnis digital e-health.
Layar menampilkan Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk. Vidjongtius memberikan pemaparan saat kunjungan virtual ke redaksi Bisnis Indonesia di Jakarta, Kamis (28/1).Bisnis/Arief Hermawan P
Layar menampilkan Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk. Vidjongtius memberikan pemaparan saat kunjungan virtual ke redaksi Bisnis Indonesia di Jakarta, Kamis (28/1).Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten farmasi, PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) mengakhiri perjanjian penyertaan modal pada PT Karya Hasta Dinamika (KHD) hasil joint venture bersama Shoalter Technology International Limited akibat pandemi Covid-19.

Corporate Secretary Kalbe Farma Lukito Kurniawan Gozali menjelaskan pengakhiran perjanjian penyertaan modal Karya Hasta Dinamika oleh Shoalter akibat ketidakpastian akibat pandemi Covid-19.

KHD merupakan salah satu entitas anak perusahaan yang didirikan pada 28 Januari 2016. Sementara itu, Shoalter adalah anak perusahaan dari Hong Kong Technology Venture Company Limited yang dimiliki secara tidak langsung dan berdomisili di Hong Kong.

Awalnya, emiten berkode KLBF ini dan Shoalter berencana melakukan investasi modal melalui perjanjian penyertaan saham guna memperkuat bisnis digital e-health.

"Dengan mempertimbangkan ketidakpastian akibat pandemi Covid-19 terutama terkait pembatasan mobilitas, kami menginformasikan bahwa perusahaan dan Shoalter sepakat mengakhiri dan tidak melanjutkan perjanjian penyertaan saham tersebut," ungkapnya dikutip Rabu (29/12/2021).

Selain itu, Adanya pandemi Covid-19 yang berkepanjangan serta pembatasan mobilitas dan karantina menimbulkan kendala dalam persiapan teknis yang dibutuhkan melakukan kerja sama strategis.

Pada 1 November 2021, kedua perusahaan sebenarnya sudah memperpanjang tanggal pengakhiran perjanjian menjadi 27 Desember 2021. Namun, dengan ketidakpastian akibat pandemi Covid-19 yang berkepanjangan membuat para pihak sepakat mengakhiri perjanjian tersebut.

"Dengan ketidakpastian yang timbul akibat pandemi Covid-19 yang berkepanjangan terutama terkait pembatasan mobilitas dan karantina, serta mempertimbangkan investasi waktu dan sumber daya yang cukup signifikan hingga saat ini, para pihak sepakat mengakhiri dan tidak melanjutkan perjanjian penyertaan saham dan transaksi terkait," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper