Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan fintech PT Akulaku Silvrr Indonesia (Akulaku), pengendali PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB), dikabarkan berencana menggelar penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham di bursa Amerika Serikat.
Mengutip Bloomberg, pada Senin (17/1/2022), Akulaku disebut mempertimbangkan IPO lewat merger dengan perusahaan cek kosong (special-purpose acquisition company/SPAC). Hasil merger akan membuat perusahaan gabungan bernilai US$2 miliar.
Sumber Bloomberg yang mengetahui informasi tersebut menyebutkan Akulaku tengah berdiskusi dengan penasihat keuangan mengenai kesepakatan potensial dan dalam pembicaraan awal dengan Catcha Investment Corp, SPAC milik pengusaha internet Patrick Grove. Target merger dengan perusahaan SPAC tersebut disebut dapat dilakukan segera tahun ini.
Adapun Akulaku saat ini dikabarkan sedang mencari dana segar sekitar US$200 juta hingga US$300 juta dari putaran pendanaan swasta. Proses diskusi saat ini masih tahap awal dan calon SPAC yang akan digabungkan juga belum final.
Akulaku, didirikan pada 2014, menawarkan layanan perbankan digital, kredit konsumen, investasi digital, dan broker asuransi. Akulaku beroperasi di Indonesia, Vietnam, Malaysia dan Filipina. Perusahaan menargetkan pendapatan tahunan sebesar US$619 juta dan gross merchandise value sekitar US$5 miliar pada tahun 2021. Data tersebut menurut dokumen internal per Oktober 2021 yang dilihat oleh Bloomberg News.
Sebagai informasi, Akulaku merupakan fintech yang disokong oleh crazy rich China, Jack Ma. Pada Oktober 2021, Akulaku menjadi pengendali Bank Neo Commerce, yang disahkah melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Saat ini, Akulaku mengendalikan 24,98 persen saham BBYB.
Baca Juga
Akulaku fokus menargetkan pasar negara berkembang dengan kelompok konsumen yang kurang terlayani tetapi berkredibilitas dengan pertumbuhan cepat.