Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tim Erick Thohir Kasih Bocoran IPO Pertamina Geothermal Energy (PGE), Target Dana Jumbo

Kementerian BUMN menyebut target dana IPO PGE berkisar US$400 juta-500 juta atau setara Rp5,72 triliun-Rp7,15 triliun.
Pengecekan rutin pembangkit listrik tenaga panas bumi milik PT. Pertamina Geothermal Energy/JIBI-Nurul Hidayat
Pengecekan rutin pembangkit listrik tenaga panas bumi milik PT. Pertamina Geothermal Energy/JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian BUMN menargetkan dapat melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) pada semester I/2022.

Target dana yang ingin dicapai dari IPO antara US$400 juta-500 juta atau setara Rp5,72 triliun-Rp7,15 triliun (estimasi kurs Rp14.300 per dolar AS).

Wakil Menteri BUMN II Pahala Nugraha Mansury menjelaskan Indonesia tengah meningkatkan penggunaan sumber daya energi baru terbarukan (EBT).

Salah satu yang paling mudah dikembangkan yakni menggunakan geothermal, sehingga guna memaksimalkan potensi yang ada, Kementerian BUMN bakal melakukan IPO PGE guna mengumpulkan dana yang dibutuhkan.

"Kami harus kembangkan groundfield, menurut kami geothermal punya potensi untuk dikembangkan, salah satu yang ingin kami kembangkan meng-IPO-kan PGE ini," urainya, dikutip Kamis (13/1/2022).

Indonesia terangnya, sudah memiliki 1.900 megawatt pembangkit listrik berbasis EBT. Terdapat 672 megawatt yang diproduksi oleh Pertamina Geothermal Energy.

Dari pembangkit tenaga listrik yang sudah ada ini, terangnya, perlu meningkatkan kapasitasnya, karena menjadi yang paling utama dan paling mudah dikembangkan melalui optimalisasi yang sudah dimiliki.

"Insyaallah, PGE ini targetnya di semester I/2022 ini, targetnya di registrasi di Maret, IPO kemudian di bulan Juni mungkin," katanya.

Dia menyebut selain memaksimalkan pembangkit listrik yang sudah ada, PGE juga dapat menghasilkan produk hijau, seperti hidrogen hijau dan amonia hijau.

Selain itu, pengembangan pembangkit listrik baru juga masih sangat potensial dilakukan, dimana PGE sudah memiliki sejumlah lisensi tetapi belum dikembangkan.

Dengan begitu, dana IPO nantinya bakal dimanfaatkan pula untuk kebutuhan eksplorasi baru dan melihat kesempatan tumbuh secara inorganik.

"Optimalisasi yang kita miliki terlebih dahulu, PGE bisa dikembangkan, kita maksimalkan kapasitas yang saat ini termasuk juga yang saat ini belum digunakan, yang sudah disuplai. PGE bisa produksi 672 megawatt, yang disuplai bisa saja hanya 550 megawatt, 110 megawatt sisanya bisa digunakan dan dioptimalkan untuk hal lain," urainya.

Adapun, guna pengembangan PGE dalam waktu 3-4 tahun ke depan baik dari optimalisasi pembangkit listrik yang ada, pengembangan produk hijau, hingga eksplorasi baru Pahala menyebut ada kebutuhan dana antara US$400 juta - US$500 juta.

Dalam rencana IPO tersebut, Pertamina Geothermal Energy bakal melepas kepemilikan sahamnya antara 20-30 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper