Bisnis.com, JAKARTA - Emiten kontraktor PT Adhi Karya (Persero) Tbk. membidik perolehan kontrak baru senilai Rp24 triliun - Rp28 triliun pada 2022.
Sekretaris Perusahaan Adhi Karya Farid Budiyanto mengatakan target kontrak baru itu tumbuh 20 persen-25 persen dari realisasi kontrak baru yang didapatkan perseroan pada 2021.
Adapun, emiten dengan kode saham ADHI ini juga memiliki potensi perolehan kontrak baru yang akan ditangkap tahun ini setelah terjadi pergeseran kontrak baru 2021 dan beberapa proyek pembangunan jalan tol senilai Rp9 triliun.
“Sehingga target perolehan kontrak baru tahun 2022 sebesar Rp24 triliun-Rp28 triliun,” kata Farid kepada Bisnis, Selasa (11/1/2022).
Lebih lanjut, tahun ini ADHI menargetkan kontrak baru dari proyek jalan, gedung, serta proyek infrastruktur lainnya seperti irigasi, landfill, jaringan gas rumah tangga, dan lainnya. Sedangkan dilihat dari sumbernya, kontrak baru yang diincar ADHI tahun ini berasal baik dari pemerintah, BUMN, maupun swasta.
Mengenai perolehan kontrak baru pada 2021, Farid menyampaikan realisasinya agak meleset dari target karena terdapat penundaan beberapa proyek. Lagipula, kondisi pada 2021 disebut masih penuh tantangan bagi perusahaan kontraktor.
Baca Juga
Sebelumnya, Direktur Human Capital dan Sistem Adhi Karya Agus Karianto mengatakan perolehan kontrak baru ADHI sudah mencapai Rp12,67 triliun per Oktober 2021 atau 52,79 persen dari target Rp24 triliun.
Kontrak baru tersebut terdiri dari proyek infrastruktur Rp5,5 triliun, gedung Rp3,3 triliun, properti Rp1 triliun, manufaktur Rp400 miliar, dan lainnya seperti proyek smelter sekitar Rp1,8 triliun.
“Dibandingkan Oktober 2020, nilai kontrak baru itu naik cukup signifikan 68 persen karena realisasi Oktober 2020 Rp7,5 triliun,” ujar Agus.