Bisnis.com, JAKARTA – 2021 menjadi tahunnya aset digital lantaran harga sejumlah kripto yang mencapai tonggak sejarah baru. Hari ini, kripto dengan kapitalisasi terbesar, Bitcoin telah menginjak tahun ke-13 sejak diperkenalkan pada 3 Januari 2009 lalu.
Hampir setiap cryptocurrency dari Bitcoin hingga Dogecoin mencapai rekor tertinggi dan memberikan keuntungan yang luar biasa selama 2021. Namun aset ini juga terbilang sangat volatil pasalnya pada Mei 2021, pasar kripto mengalami penurunan 50 persen hanya dalam tujuh hari.
Sementara itu pada September 2021, tindakan keras China terhadap aset kripto meningkat menjadi larangan untuk semua transaksi.
Momen liar kripto lainnya pada 2021 adalah ketika El Salvador membuat Bitcoin legal sebagai alat pembayaran, ditambah ledakan token ‘meme’, dan muncul NFT yang sempat dijual seharga US$69 juta.
Lalu, bagaimana dengan 2022?
Mengutip Business Insider pada Selasa (4/1/2022), Arcane Research, sebuah perusahaan riset blockchain, membuat lusinan prediksi kripto untuk 2022.
Baca Juga
Bitcoin berpotensi mengungguli S&P 500
Terlepas dari ancaman terhadap pemulihan ekonomi global dari meningkatnya kasus virus corona, baik bitcoin dan indeks benchmark saham Amerika mengunci keuntungan yang mengesankan pada 2021. Bitcoin melonjak 66 persen, dan S&P 500 naik sekitar 27 persen.
Kendati demikian, mengingat Btcoin selalu berperilaku seperti aset berisiko, Arcane Research mengatakan hal itu akan semakin memperkuat pergerakan pasar saham yang signifikan.
“Oleh karena itu, jika pasar saham terus meningkat pada 2022, Bitcoin kemungkinan akan mengungguli. Tetapi jika kita melihat tahun merah untuk pasar saham, Bitcoin kemungkinan akan berkinerja buruk,” tulis Arcane Research.
Ethereum akan mengungguli Bitcoin lagi.
Punya reputasi sebagai idola kedua di pasar kripto, Ethereum jauh mengungguli bitcoin pada 2021, dengan mencatat kenaikan 418 persen dibandingkan dengan 66 persen untuk Bitcoin.
"Kesenjangan kinerja ini adalah yang terluas sejak 2015 ketika Ethereum diluncurkan," kata Arcane.
Salah satu alasan Ethereum akan unggul pada 2022 adalah lonjakan volume penjualan NFT. Sebagian besar token ini masih berjalan di blockchain Ethereum. Dan peningkatan besar tahun ini datang dari pembaruan sistem Berlin dan London Hard Fork, yang membantu meningkatkan kapasitas jaringan untuk memproses lebih banyak transaksi.
Sebagian besar koin ‘meme’ akan memudar
Investor melihat koin ‘meme’ ramai muncul pada 2021. Misalnya, spin-off Dogecoin shiba inu meroket 44.540.000 persen tahun lalu. Dan Squid, sebuah kripto yang dinamai dari serial Netflix populer Squid Game, melonjak lebih dari 75.000 persen dalam waktu kurang dari seminggu hanya untuk menghilang tak lama kemudian.
"Kami tidak dapat meringkas pasar 2021 tanpa menyebutkan reli koin meme yang absurd sepanjang tahun lalu," kata Arcane Research, seraya menambahkan bahwa fenomena tersebut akan menjadi peninggalan sejarah dari masa-masa absurd pada 2021.
USD Coin akan menyalip Tether sebagai stablecoin terbesar
Tether telah berkuasa selama beberapa waktu sebagai stablecoin terbesar berdasarkan penilaian pasar. Tapi hal ini mungkin ingin diwaspadai pada 2022, terutama dengan keputusan USD Coin untuk bergabung dengan gelombang lending.
“Produk pinjaman inovatif yang memberikan hasil tinggi untuk simpanan stablecoin terutama menjadi pendorong pertumbuhan stablecoin," kata Arcane Research.
Bitcoin akan tetap terkait erat dengan VIX
Pasar saham di Amerika memiliki kinerja yang luar biasa tahun lalu, tetapi satu pola sangat terlihat jelas, menurut Arcane Research, yakni ketakutan di pasar keuangan yang luas secara langsung memengaruhi kinerja bitcoin.
Lonjakan dalam Indeks Volatilitas CBOE atau VIX menyertai aksi jual Bitcoin. Arcane Research memperingatkan bahwa hambatan pasar pada tahun 2022 dapat berimplikasi pada gerak harga bitcoin secara jangka pendek.