Bisnis.com, JAKARTA – PT Sejahtera Bintang Abadi Textile Tbk. (SBAT) mencetak penjualan ekspor sebesar 30 persen dari total penjualan 2021.
Direktur Utama Sejahtera Bintang Abadi Textile Jefri Junaedi mengatakan perseroan memilih metode Cost, Insurance, and Freight (CIF) atau Cost and Freight (CNF). Menurutnya strategi itu terbukti ampuh untuk melewati krisis kontainer sepanjang tahun lalu.
Menurutnya dengan metode tersebut beban biaya pengiriman telah termasuk dalam harga jual produk kepada para customer luar negeri. Berbeda dengan Free on Board (FOB) yang membuat pelanggan menanggung biaya pengiriman.
“Kami memilih methode CIF atau CNF karena kami selaku produsen bisa membantu para customer kami untuk mendapatkan ruang yang lebih cepat sehingga tidak terjadi penumpukan stok di gudang kami dan customer juga dapat menerima barang lebih cepat,” katanya dalam keterangan resmi Selasa (4/1/2022).
Jefri menambahkan sistem FOB sebelumnya, membuat customer yang berada di Eropa timur seperti Rusia dan Ukraina lebih terkendala untuk mendapatkan jadwal dan ruang untuk container. Pasalnya seringkali terjadi keterlambatan dari pihak liner. Oleh karena itu, perseroan mengubah sistem untuk mencari ruang dan jadwal yang lebih cepat.
SBAT, lanjutnya, juga melakukan strategi yang kedua dengan memfokuskan pengiriman ke negara-negara yang masih dinilai memiliki ruang yang cukup banyak untuk container seperti Korea dan Malaysia.
Baca Juga
“Sampai situasi pelayaran kembali kondusif, SBAT sementara akan mengirim lebih banyak produk-produnya ke Korea dan Malaysia. Selain permintaan yang memang tinggi, ruang kontainer di negara-negara tersebut memang masih cukup memadai,” ungkapnya.
Jefri mengatakan perseroan untuk sementara akan setia dengan kedua strategi itu. Dia juga optimistis pada 2022 perseroan mampu memperluas atau meningkatkan market export sebesar 20 persen dari kapasitas produksi kami sekarang.