Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pertambangan PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) menetapkan konversi kurs untuk dividen interim tahun buku 2021.
Sekretaris Perusahaan Adaro Energy Mahardika Putranto menyampaikan kurs konversi pembagian dividen interim Adaro mengacu kepada kurs tengah Bank Indonesia tanggal 3 Januari 2022, yakni sebesar Rp14.278 per dolar AS.
"Dengan demikian, jumlah keseluruhan dividen interim yang akan dibagikan Adaro adalah sebesar Rp4.997.429.877.440 (Rp4,99 triliun)," paparnya dalam laporan ke Bursa Efek Indonesia, Senin (3/1/2022).
Dividen Adaro senilai Rp4,99 triliun akan dibagikan kepada pemegang 31.202.734.000 (31,2 miliar) saham. Dengan demikian, masing-masing akan mendapatkan jatah dividen Rp160,16 per saham.
Sebelumnya, Adaro melaporkan akan membagikan dividen interim untuk tahun buku 2021 senilai US$350 juta. Rencana ini telah mendapatkan persetujuan oleh rapat dewan komisaris dan direksi Adaro Energy pada 20 Desember 2021.
Berdasarkan keterbukaan informasi, jadwal cum dividen ADRO di pasar reguler dan negosiasi akan jatuh pada Rabu, 29 Desember 2021, sedangkan tanggal ex dividen ditetapkan pada 30 Desember 2021.
Baca Juga
Sementara itu, di pasar tunai jadwal cum dividen ditetapkan pada tanggal 3 Januari 2022 dan ex dividen pada 4 Januari 2022, sedangkan tanggal recording date jatuh pada 3 Januari 2022.
Dividen interim Adaro akan dibagikan kepada pemegang saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) perseroan pada tanggal recording date sampai dengan pukul 16:00 WIB.
"Pembagian dividen interim akan dilakukan pada 14 Januari 2022," papar manajemen ADRO.
Pembagian dividen interim ini sejalan dengan kinerja ADRO yang bertumbuh pada kuartal III/2021. Berdasarkan laporan keuangan per September 2021, ADRO membukukan pendapatan usaha US$2,57 miliar atau sekitar Rp36,7 triliun (estimasi kurs Rp14.285,7 per dolar AS). Pendapatan ADRO naik 31 persen year on year (yoy) dari sebelumnya US$1,95 miliar per September 2020.
Adaro mencatatkan laba bersih US$420,9 juta per September 2021 atau setara Rp6,01 triliun. Laba bersih tersebut naik 284,81 persen yoy dari sebelumnya US$109,38 juta.