Bisnis.com, JAKARTA – Harga aset kripto Bitcoin bak roller coaster tahun ini, mengawali 2021 di level US$30.000 per koin dan menutup tahun ini di kisaran US$48.000 per koin.
Berdasarkan data Coinmarketcap.com, pada akhir perdagangan Jumat (31/12/2021) Bitcoin naik 3,10 persen atau US$1.454,23 ke US$48.340.
Berikut sejumlah momen yang Bisnis rangkum mengenai pergerakan harga aset kripto paling populer di dunia ini sepanjang 2021:
Januari 2021
Di awal 2021, Bitcoin berhasil naik empat kali lipat dari setahun sebelumnya. Pada penguatan harga kali ini, aset tersebut telah matang dengan masuknya investor institusional. Selain itu, Bitcoin semakin dipandang sebagai aset lindung nilai yang sah terhadap pelemahan dolar AS dan risiko inflasi.
Di sisi lain, pihak yang skeptis khawatir bahwa reli tersebut tidak terkait dengan alasan fundamental dan tidak didorong oleh sejumlah besar stimulus fiskal dan moneter. Mereka juga ragu bahwa Bitcoin dapat berfungsi sebagai alternatif mata uang yang layak.
Baca Juga
April 2021
Bitcoin yang merupakan cryptocurrency terkemuka dunia pertama kali mencapai level tertinggi sepanjang masa di US$64.895,22 pada 14 April 2021 sebelum kembali turun akibat adanya keresahan seputar regulasi penggunaan aset kripto di berbagai negara.
Juni 2021
Harga Bitcoin mulai menanjak ke level di atas US$39.000, terutama setelah setelah Elon Musk mengatakan Tesla Inc. akan melanjutkan transaksi dengan cryptocurrency ini, ketika penambangan kripto telah dilakukan dengan energi bersih.
Transaksi akan dilakukan ketika ada konfirmasi yang mendasar bahwa penggunaan energi bersih oleh para penambang mencapai 50 persen dengan tren masa depan yang positif. Cuitan bos Tesla di Twitter tersebut ditunjukan untuk membalas laporan dari Cointelegraph yang mengutip paparan Kepala aset manajemen Sygnia Magda Wierzyca yang mengatakan tweet Elon Musk soal bitcoin seharusnya memicu investigasi dari SEC AS.
Oktober 2021
Harga Bitcoin sempat menyentuh level US$67.277 yang merupakan all time high pada Rabu, 20 Oktober 2021.
Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo memprediksi tren bullish Bitcoin masih akan terjadi pada periode mendatang. Menurut dia, di masa yang akan datang akan semakin banyak regulasi yang menyetujui kegiatan perdagangan aset kripto. Dampak dari hal ini tentu akan semakin memperbanyak likuidasi sehingga suplai Bitcoin akan berkurang, sehingga harga mata uang kripto dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar ini akan meningkat.
November 2021
Koin digital terbesar di dunia berdasarkan nilai pasar tercatat naik sebanyak 2,5 persen pada hari Selasa (9/11/2021) menjadi US$67.778, mengambil rekor terakhir yang ditetapkan pada 20 Oktober di bawah US$67.000.
Kenaikan harga Bitcoin ini menandakan dimulainya dorongan terakhir untuk kuartal keempat sebelum pasar kripto menunjukkan konsolidasi yang lebih jelas ke tahun depan.
Guncangan juga terjadi di dalam negeri setelah Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa haram terkait aset kripto sebagai mata uang. Namun, diyakini tidak akan mengendurkan minat masyarakat Indonesia untuk berinvestasi pada instrumen ini.
Komisaris Utama PT HFX Internasional Berjangka Sutopo Widodo menjelaskan, fatwa MUI tentang kripto tersebut sah-sah saja dan harus dihormati karena mempunyai landasan dan pandangannya masing-masing. Ia mengatakan, dampak fatwa ini terhadap industri kripto di Indonesia tidak akan signifikan. Hal tersebut karena cryptocurrency merupakan produk aset global yang sudah tersebar di seluruh dunia.
“Pasar kripto juga telah mempunyai komunitas investor dan trader yang sudah sedemikian besar di Indonesia dan bahkan di dunia,” katanya saat dihubungi pada Senin (15/11/2021).
Desember 2021
Kamis (30/12/2021), Bitcoin terkoreksi hingga 2,7 persen dan diperdagangkan pada level US$46.700, Sepanjang Desember 2021, aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia itu telah menurun 18 persen. Level harga tersebut juga membawa Bitcoin ke rerata pergerakan selama 55 minggu, yang menjadi batas bawah secara teknikal.
Berdasarkan analisa tersebut, level harga ini berpotensi membawa Bitcoin di bawah US$40.000. Pelaku pasar juga masih mempertanyakan volatilitas Bitcoin jelang tahun 2022. Fluktuasi ini berpotensi semakin menekan harga Bitcoin pada 2022 atau justru menjadi katalis reli harga seiring dengan berkurangnya stimulus global pascapandemi.