Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah dibuka terkoreksi pagi ini sementara mata uang safe haven yen Jepang mengalami kenaikan.
Berdasarkan data Bloomberg pada Rabu (29/12/2021), rupiah terdepresiasi 0,17 persen menjadi Rp14.238 per dolar AS pada pukul 09.12 WIB.
Mata uang Garuda turun bersama yuan China sebesar 0,05 persen, ringgit Malaysia turun 0,01 persen, dan baht Thailand turun 0,07 persen. Sedangkan yen Jepang menguat 0,02 persen, won Korea Selatan naik 0,15 persen, dan rupee India naik 0,44 persen.
Pada saat bersamaan, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama dunia mengalami kenaikan 0,02 persen menjadi 96.220.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp14.190 - Rp14.240.
“Dolar menguat terhadap mata uang lainnya pada Selasa (28/12/2021) karena ketidakpastian tentang varian omicron Covid-19 dan selera risiko investor yang meningkat,” tulis Ibrahim dalam riset harian, dikutip Rabu (29/12/2021).
Baca Juga
Selanjutnya investor juga mencermati dampak omicron terhadap pemulihan ekonomi. Di Inggris diumumkan tidak akan memperketat tindakan pembatasan sebelum akhir tahun meskipun jumlah kasus melonjak sedangkan Prancis akan semakin memperketat tindakan pembatasan tetapi tidak akan memberlakukan jam malam untuk Malam Tahun Baru
Dari dalam negeri, pasar merespon positif penerimaan pajak yang telah memenuhi target yang diamanatkan dalam APBN 2021 sebesar Rp1.229,6 triliun sampai 26 Desember 2021 dan bahkan masih akan ada kenaikan hingga penutupan di tanggal 31 Desember.
“Dan Ini merupakan sejarah baru, bahwa Pemerintah bisa mencapai target, sedangkan saat ini masih dalam kondisi Covid-19 dan masih di dalam proses pemulihan ekonomi, Namun mampu mencapai target 100 persen bahkan sebelum tutup tahun,” tulis Ibrahim.
Sementara itu, kasus virus corona varian Omicron bertambah kali ini lewat transmisi lokal. Dalam konferensi pers terbarunya yang disiarkan di Channel Youtube Kemenkes, Juru Bicara Pemerintah untuk Program Vaksinasi COVID-19. dr. Siti Nadia Tarmidzi mengungkapkan perkembangan terbaru kasus covid-19 varian Omicron di Indonesia.
Hingga Selasa (28/12/2021), terdapat 47 kasus Omicron di Indonesia. Artinya ada penambahan 1 kasus dari sebelumnya, dan kasus tersebut merupakan transmisi lokal. Dengan adanya transmisi lokal, artinya penyebaran Omicron berisiko meluas. Omicron merupakan varian virus corona yang lebih mudah menular dibandingkan varian lainnya, tetapi tidak menyebabkan penyakit lebih parah.