Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dongkrak Kapasitas Produksi, Siantar Top Siapkan Capex Rp350 Miliar Tahun Depan

Dengan investasi baru ini, STTP berharap tahun depan ada tambahan kapasitas produksi sampai 20 persen dari posisi sekarang
Twistko, salah satu produk PT Siantar Top Tbk. (STTP).
Twistko, salah satu produk PT Siantar Top Tbk. (STTP).

Bisnis.com, SURABAYA - PT Siantar Top Tbk. (STTP) tahun depan akan menyiapkan belanja modal (capex) sekitar Rp350 miliar untuk meningkatkan kapasitas produksi guna mengantisipasi kebutuhan pasar ke depan.

Direktur Utama Siantar Top, Agus Suhartanto mengatakan rencananya belanja modal tahun depan itu akan dialokasikan untuk beberapa pos seperti investasi proyek senilai Rp175 miliar dan untuk anak usaha sebesar Rp75 miliar.

“Selain itu juga untuk perluasan pabrik yang akan menelan dana Rp100 miliar. Dengan investasi baru ini, kami berharap tahun depan ada tambahan kapasitas produksi sampai 20 persen dari posisi sekarang,” jelasnya dalam paparan publik, Rabu (29/12/2021).

Dia menambahkan  untuk saat ini utilisasi mesin produksi pabrik sudah mencapai 80 persen. Menurutnya, dengan utilitas tersebut maka perlu dilakukan peningkatan produksi untuk memenuhi kebutuhan market.

Direktur Siantar Top, Suwanto menambahkan untuk memperkuat pasar, perseroan menyiapkan rencana dengan merilis 5 produk baru, serta akan memperkuat jalur distribusi terutama di Indonesia Timur.

“Tahun depan kami akan semakin konsentrasi dengan pasar di Indonesia Timur supaya merata, karena masih ada beberapa daerah di sana yang belum terjangkau produk kami,” ujarnya.

Meskipun masih dalam kondisi pandemi, lanjut Suwanto, perseroan masih akan tetap fokus menggarap pasar ekspor, apalagi kinerja ekspor tahun ini mengalami pertumbuhan 16,5 persen.

“Beberapa negara tujuan ekspor masih di kawasan Asia seperti China, Korea Selatan, Taiwan, Vietnam, termasuk kami akan menggarap pasar di Timur Tengah, Australia dan Afrika,” imbuhnya.

Adapun hingga September 2021, Siantar Top mencatatkan kinerja penjualan sebesar Rp3,04 triliun atau naik 8,06 persen dibandingkan dengan periode sama tahun lalu yakni Rp2,8 triliun. Sementara, laba bersih hingga September 2021 juga tercatat mencapai Rp433 miliar atau turun 9,6 persen. 

“Penurunan laba ini terjadi karena tergerus beban usaha yang meningkat akibat naiknya harga bahan baku dan sumber energi yang naik signifikan. Meski begitu kami optimistis tahun depan kinerja kita akan lebih baik dan bisa tumbuh double digit,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Peni Widarti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper