Bisnis.com, JAKARTA - Emiten tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) atau Sritex menuturkan akan fokus menyelesaikan proposal perdamaian dengan kreditur pada 2022.
Sekretaris Perusahaan Sritex Welly Salam mengatakan perseroan akan fokus menyelesaikan proposal perdamaian dengan kreditur dalam mencapai homologasi sesuai dengan perpanjangan PKPU sampai 25 Januari 2022.
"Perseroan juga akan fokus pada penyampaian laporan keuangan interim dan tahunan 2021," ujar Welly, dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (28/12/2021).
Welly melanjutkan, kinerja keuangan perseroan akan difokuskan pada pemenuhan untuk kegiatan operasional dan untuk satu tahun ke depan, mampu memenuhi keputusan hasil perdamaian PKPU.
Dia menjelaskan, akibat pandemi Covid-19 yang berlanjut pada kuartal II/2021, perseroan mengalami arus kas negatif yang menyebabkan kendala dalam pembayaran kewajiban kepada kreditur atau bank.
"Strategi untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan restrukturisasi pinjaman bank dan lembaga keuangan lainnya," tuturnya.
Baca Juga
Selain itu, lanjutnya, keterbatasan modal kerja juga menjadi kendala lainnya dalam perbaikan kinerja emiten berkode saham SRIL ini. Perseroan berharap setelah penyelesaian PKPU ini, maka perseroan dapat kembali mendapat dukungan modal kerja dari kreditur.
"Saat ini, dengan dukungan pelanggan, supplier, dan para stakeholder lainnya serta ketersediaan modal kerja yang ada, perseroan masih menjalankan operasional dengan lancar," ujarnya.
Adapun saat ini, Welly memastikan pemegang saham mayoritas dan atau pengendali Sritex masih mendukung sepenuhnya pelaksanaan restrukturisasi yang dijalankan manajemen.