Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Ditutup Menguat, Asing Borong Saham Emtek dan BBRI

IHSG ditutup menguat 0,4 persen atau 25,96 poin ke level 6.555,55 setelah bergerak dalam kisaran 6.531,78-6.570,29.
Karyawan mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menggunakan ponsel di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (6/10/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menggunakan ponsel di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (6/10/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada akhir perdagangan hari ini, Kamis (23/12/2021).

Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 15.00 WIB IHSG ditutup menguat 0,4 persen atau 25,96 poin ke level 6.555,55 setelah bergerak dalam kisaran 6.531,78-6.570,29.

Kapitalisasi bursa terpantau mencapai Rp8.250,04 triliun. Volume transaksi hari ini tercatat 28,73 miliar saham dengan nilai Rp11,53 triliun.

Sebanyak 207 saham menguat, 307 saham melemah dan 159 saham stagnan. Investor asing masih membukukan aksi beli atau net foreign buy senilai Rp147,15 miliar di pasar reguler.

Investor asing tercatat membeli saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) dengan net buy sebesar Rp41,8 miliar, disusul PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) senilai Rp27,1 miliar.

Sementara itu, Saham PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk. (RBMS) menjadi top gainers dengan penguatan mencapai 34,25 persen, diikuti oleh PT Cahaya Bintang Medan Tbk. (CBMF) yang menguat 21,11 persen.

IHSG menguat sejalan dengan bursa saham lainnya di Asia yang juga menghijau. Indeks Topix Jepang menguat 0,91 persen, Shanghai Composite menguat 0,57 persen, dan Hang Seng naik 0,29 persen.

Sebelumnya, William Surya Wijaya, CEO Indosurya Bersinar Sekuritas mengatakan pergerakan IHSG masih terlihat berada dalam fase konsolidasi wajar. Hal itu dikarenakan masih minimnya sentimen yang dapat mendorong kenaikan IHSG dalam jangka pendek hingga jelang berakhirnya 2021.

Selain itu kondisi perekonomian Indonesia masih menunjukkan adanya perlambatan perputaran roda perekonomian. Maka itu potensi penurunan indeks komposit terlihat masih lebih besar dibanding keinginan naiknya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper