Bisnis.com, JAKARTA – Emiten jasa pertambangan yang sahamnya dimiliki Grup Indika dan Lo Kheng Hong PT Petrosea Tbk. (PTRO) menganggarkan belanja modal atau capital expenditure mencapai US$138 juta atau setara Rp1,97 triliun (kurs Rp14.300) pada 2022. Mayoritas dana dipakai pengembangan kapasitas.
Direktur Keuangan Petrosea Romi Novan Indrawan mengungkapkan rencana belanja modal mencapai US$138 juta pada tahun depan. Dia merinci 40 persen dari total dana tersebut dipakai mempertahankan kapasitas yang ada saat ini.
"Belanja modal US$138 juta, di kami belanja modal untuk mempertahankan kapasitas dan meningkatkannya. Maka digunakan sebanyak 40 persen untuk menjaga kapasitas yang ada dari total dana tersebut, sedangkan penambahan kapasitas sebesar 60 persen," urainya dalam paparan publik, Kamis (23/12/2021).
Lebih lanjut, dari total belanja modal tersebut alokasi tertinggi untuk 3 proyek utama yakni proyek tambang Kideco Jaya Agung, Freeport Indonesia, dan Karya Bhumi Lestari mencapai US$70 juta.
Sementara itu, hingga kuartal III/2021 total belanja modal aset tetap emiten berkode PTRO ini mencapai US$45 juta naik dibandingkan dengan realisasi tahun lalu US$39,1 juta.
Dengan rincian, belanja modal penambahan aset tetap menjadi US$32,3 juta dari US$25,5 juta, belanja komponen suku cadang US$12,4 juta dari US$13,4 juta, dan belanja pergantian alat berat dan peralatan US$0,3 juta dari US$0,2 juta.
Baca Juga
Petrosea mencatatkan kenaikan total pendapatan sebesar 20,67 persen menjadi US$301,59 juta setara Rp4,31 triliun pada akhir September 2021.
Perusahaan mencatatkan biaya pre-operational demi mendukung beberapa proyek baru dan kembali berhasil mencatatkan kenaikan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 10,38 persen menjadi US$14,35 juta setara Rp205,2 miliar.