Bisnis.com, JAKARTA - Emiten farmasi, PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) menunda rencana penawaran umum perdana (IPO) anak usaha divisi nutrisi di tengah pasar yang masih berfluktuasi. Namun, pendanaan melalui IPO terbuka bagi berbagai pilar bisnisnya.
Direktur Keuangan Kalbe Farma Bernadus Karmin Winata menjelaskan peluang masuknya anak usaha perseroan ke pasar modal selalu terbuka.
"Contoh sudah diumumkan divisi biologi kami, joint venture itu, dibicarakan mengenai dana masuk bekerja sama bisa sifatnya private seperti di semacam private placement. Itu terjadi di divisi biologi, bisa saja suatu saat sifatnya IPO, atau bentuk kerja sama lainnya," urainya kepada Bisnis, Selasa (14/12/2021).
Emiten berkode KLBF ini tetap terbuka, bukan hanya divisi biologi. Sementara itu, ada intensi memperkuat telemedicine dan bisnis digital KLBF, adapula bisnis BtoB di distribusi logistik juga memiliki suatu kesempatan.
Dia juga membuka peluang bagi partner strategis untuk bergabung tak hanya memasukkan uangnya, tetapi juga dapat secara bersama-sama memperkuat dan membangun bisnis tersebut.
"Belum lagi bicara, mengenai publik rencana nutrisi IPO hanya kami tunda, karena keadaan pasar belum begitu menunjang belum cocok, itu ditunda, suatu waktu bisa terjadi [IPO]," paparnya.
Baca Juga
Menurutnya, ketika KLBF juga tengah menyiapkan peningkatan TKDN untuk pengembangan alat kesehatan, lini bisnis ini saja dapat dibawa untuk melantai di bursa.
"Saya kira setiap divisi ada, tujuan utama apapun itu harus hasilnya secara total harus memperkuat valuasi dari total Kalbe Farma. Jadi, in total value walaupun terpecah-pecah, secara satu grup terjadi peningkatan value," katanya.
Harga saham KLBF naik 5 poin atau 0,31 persen ke level 1610 pada penutupan perdagangan hari ini, Kamis (14/12/2021). Sepanjang tahun berjalan, harga saham KLBF sudah naik 8,78 persen atau 130 poin dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp75,47 triliun.