Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penghimpunan dana di pasar modal telah mencapai Rp335,8 triliun per 7 Desember 2021. Penghimpunan dana tersebut berasal dari 180 penawaran umum.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan, capaian tersebut telah melampaui nilai penghimpunan dana di pasar modal sepanjang 2020 yang hanya sebesar Rp118,7 triliun.
"Selain itu, dalam catatan masih ada 11 lagi penawaran umum senilai Rp13,99 triliun yang akan segera diproses sampai akhir tahun ini," ujar Wimboh dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Kamis (9/12/2021).
Menurutnya, capaian tersebut didukung oleh adanya lonjakan pertumbuhan investor ritel yang didominasi oleh investor yang berusia kurang dari 30 tahun atau milenial.
OJK mencatat jumlah investor pasar modal terus meningkat menjadi 7,2 juta per November 2021. Dari jumlah tersebut mayoritas merupakan investor ritel. Porsi investor ritel milenial mencapai 59,81 persen per November 2021, meningkat dari posisi Desember 2020 yang sebesar 54,9 persen.
"Masyarakat ini [investor ritel milenial] punya disposable income yang tinggi karena mereka tidak punya ruang untuk spending atau konsumsi pada masa Covid-19 dan itu nanti didukung dengan pertumbuhan DPK [dana pihak ketiga] yang cukup tinggi, di atas 10 persen selama 2 tahun ini," kata Wimboh.
Baca Juga
Antusiasme dan optimisme penghimpunan dana di pasar modal tersebut, kata Wimboh, menunjukkan tanda-tanda pemulihan ekonomi didukung fundamental yang bagus.
"OJK terus berupaya meningkatkan basis suplai, antara lain mengakomodasi calon emiten dari new economy startup untuk lakukan IPO [initial public offering] dan meramaikan perdagangan saham di pasar modal Indonesia," katanya.