Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Diproyeksi Masih Berkilau pada 2022, Simak Ramalannya!

Berdasarkan data Bloomberg, harga emas di pasar spot terpantau naik 0,82 persen ke level US$1.783,29 per troy ounce pada penutupan perdagangan Jumat (3/12/2021) lalu.
Emas batangan/Bloomberg
Emas batangan/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Emas masih memiliki potensi yang positif untuk investor pada tahun macan air 2022.

Berdasarkan data Bloomberg, harga emas di pasar spot terpantau naik 0,82 persen ke level US$1.783,29 per troy ounce pada penutupan perdagangan Jumat (3/12/2021) lalu. Sementara itu, harga emas Comex juga menguat 1,2 persen ke posisi US$1.783,90 per troy ounce.

Founder Traderindo.com, Wahyu Laksono menjelaskan, sejauh ini harga emas cenderung bertahan pada fase konsolidasi. Hal ini kontras dengan pergerakan mata uang utama seperti Euro, Poundsterling dan lainnya.

Menurut Wahyu, harga emas pada tahun ini didukung oleh tren harga komoditas yang mengalami kenaikan. Sentimen ini juga ditambah dengan ancaman inflasi yang tinggi seiring dengan pemulihan ekonomi global.

Ia melanjutkan, kebijakan tapering yang dilakukan The Fed mulai tahun ini memang akan berimbas pada tertekannya harga emas. Hal tersebut menimbulkan kekhawatiran akan anjloknya harga emas seperti pada tapering 2013 – 2015 lalu.

Meski demikian, menurutnya sentimen tersebut tidak akan berimbas signifikan terhadap pergerakan harga emas. Wahyu mengatakan, kondisi tapering pada tahun ini cukup berbeda bila dibandingkan dengan tapering sebelumnya.

“Pada tahun 2022 faktor pemicunya adalah pandemi, yang berdampak pada rantai pasok dan keterbatasan komoditas, sehingga harga komoditas, termasuk emas, masih berpeluang naik di tahun depan,” jelasnya pada pekan ini.

Wahyu melanjutkan, potensi koreksi harga emas seiring dengan tapering yang terus berjalan pada tahun 2022 masih terbuka. Meski demikian, hal tersebut diyakini hanya bersifat sementara dan pergerakan harga emas akan cenderung menguat dalam jangka panjang.

Ia menambahkan, melihat data historis pada 2013 – 2015 lalu, harga emas cenderung mengalami rebound setelah tapering The Fed. Bahkan, harga logam mulia sempat mencatatkan level tertinggi yang baru.

Selain tapering The Fed, Wahyu mengatakan sentimen lain yang akan mempengaruhi harga emas pada 2022 adalah wacana kenaikan suku bunga global serta potensi tingginya inflasi.

Sentimen tersebut juga ditambah dengan ancaman perlambatan ekonomi global seiring dengan kemunculan varian baru virus corona.

Seiring dengan sentimen tersebut, Wahyu mengatakan emas masih dapat menjadi pilihan investor untuk berinvestasi. Selain sebagai safe haven, emas juga dapat menjadi aset lindung nilai (hedging) di tengah ancaman inflasi.

“Pada tahun depan, harga emas saya perkirakan berada di kisaran US$1.500 per troy ounce hingga US$2.000 per troy ounce. Untuk investor yang berminat masuk ke emas sebaiknya buy on weakness,” pungkasnya.

Sementara itu, laporan Commodities Outlook TD Securities menyebutkan prospek harga emas pada tahun depan cukup menjanjikan. Harga emas diprediksi akan reli selama semester I/2022 hingga ke level US$1.900 per troy ounce.

Laporan tersebut memaparkan, risiko politik terkait pemilihan umum di AS, pembelian emas oleh bank sentral global, serta perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia dan AS akan menjadi sentimen positif yang menarik minat investor kembali ke instrumen ini.

Global Head of Commodity Markets Strategy TD Securities, Bart Melek dalam laporan tersebut menjelaskan, pelaku pasar akan memantau data ekonomi serta langkah terkait yang akan diambil oleh The Fed.

Menurutnya, dengan rilis data ekonomi yang lemah dan pertemuan FOMC yang berfokus pada peningkatan angka pekerja, The Fed diprediksi tidak akan menaikkan suku bunga secepat prediksi pelaku pasar. Skenario ini akan membuat suku bunga tetap rendah dan memicu investor untuk membeli emas.

Seiring dengan hal tersebut, TD Securities memproyeksikan rerata harga emas sebesar US$1.875 per troy ounce pada kuartal I/2022, US$1.824 per troy ounce pada kuartal II/2022, US$1.800 pada kuartal III/2022, dan US$1.750 per troy ounce pada kuartal IV/2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper