Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga CPO Masih Tinggi, Saham Lonsum (LSIP) Menuju Rp1.420?

LSIP dinilai masih menarik karena saat ini diperdagangkan dengan P/E single digit sementara perseroan memiliki posisi kas yang kuat.
Kebun sawit./ Joshua Paul - Bloomberg
Kebun sawit./ Joshua Paul - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Kombinasi harga minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) tahun ini serta penurunan pajak pada semester II/2021 akan menjadi katalis positif bagi pergerakan harga saham emiten kebun PT PP London Sumatera Tbk. atau Lonsum.

Analis RHB Sekuritas Hoe Lee Leng dan Andrey Wijaya mengapresiasi kinerja emiten dengan kode saham LSIP tersebut pada periode sembilan bulan pertama tahun ini yang sesuai dengan perkiraan.

“Pada kuartal IV/2021 pendapatan perseroan bisa lebih baik lagi karena harga CPO masih tinggi sementara dampak penurunan pajak pada semester II/2021 akan berdampak positif untuk perkebunan upstream seperti London Sumatera Indonesia,” tulis Hoe dan Andrey dalam riset yang dipublikasikan lewat Bloomberg, Rabu (1/12/2021).

Adapun, LSIP mencapai harga rata-rata CPO senilai Rp10.540 atau naik 25,5 persen secara tahunan per akhir kuartal II/2021 sedangkan harga kernel menguat 57 persen secara tahunan.

Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2021, penjualan emiten Grup Salim itu mengalami kenaikan sebesar 47 persen menjadi Rp3,34 triliun.

Adapun dari sisi bottom line, perseroan mencatat laba bruto sebesar Rp1,16 triliun atau naik 139 persen yoy, laba usaha Rp943 miliar dan EBITDA Rp1,19 triliun. Sementara laba inti meningkat 92 persen yoy menjadi Rp750 miliar.

Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat 172 persen yoy menjadi Rp752 miliar terutama seiring kenaikan laba usaha yang sebagian diimbangi oleh kenaikan

RHB Sekuritas tidak melakukan perubahan untuk perkiraan kinerja LSIP tahun ini namun masih memantau kembali pergerakan harga CPO.

Dengan demikian, LSIP diberi rekomendasi beli dengan target harga yang lebih rendah Rp1.420. LSIP dinilai masih menarik karena saat ini diperdagangkan dengan P/E single digit sementara posisi kas yang kuat memastikan stabilitas keuangan perseroan.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper