Bisnis.com, JAKARTA – Selain memotong rambut, istilah haircut memiliki arti lain dalam pasar modal yakni haircut value saham. Namun, istilah haircut value saham bukanlah hal yang asing bagi bagi seorang trader.
Lalu, apa itu haircut value saham?
Haircut merupakan persentase tertentu dari suatu saham yang ditetapkan oleh Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) sebagai pengurang nilai pasar wajar saham.
Dalam menetapkan nilai haircut, KPEI dibantu dengan Komite Haircut sebagai salah satu perusahaan yang turut menetapkan kriteria dan menentukan besarannya.
Perlu diingat, bahwa harga sebuah saham pada setiap hari bisa berbeda dari hari-hari sebelumnya. Perubahan harga inilah yang mengandung adanya risiko. Oleh karena itu, perlu adanya haircut atau pengurangan nilai pasar wajar.
Masing-masing saham memiliki besaran haircut yang berbeda, tergantung besaran risiko saham tersebut. Nilai haircut di pasar saham dipengaruhi oleh harga, volatilitas, kualitas kredit dan likuiditas aset, serta nilai pasar sekunder.
Baca Juga
Umumnya semakin besar risiko, maka semakin besar pula nilai haircut. Jika nilai haircut pada suatu saham kecil, maka semakin kecil pula risikonya.
Misalkan, nilai haircut untuk saham-saham yang masuk ke dalam blue chips akan berbeda dengan saham-saham yang berada di second liner atau third liner.
Adanya nilai haircut ini merupakan bentuk relaksasi terhadap pasar modal. Selain itu, dalam kondisi tertentu dapat bisa menjadi stimulus bagi anggota kliring sehingga kapasitasnya meningkat dalam bertransaksi di bursa.
Manfaat adanya nilai haircut value ini juga dapat meningkatkan likuiditas pasar, serta menjaga agar pasar saham tetap kondusif terlaksana secara teratur, wajar dan efisien.
Namun, ketetapan nilai haircut ini tidak hanya berlaku di pasar saham, tetapi juga pada aset lainya seperti reksa dana dan obligasi. Sama seperti pasar saham, aset berisiko akan memiliki nilai haircut yang lebih besar.